Terunik di Dunia: Rumah Denni Dihadang Tembok, Sulit untuk..

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 8 November 2015 20:05 WIB

Rumah Denni Akung ditembok oleh Warga Peduli Perumahan Bukit Mas. TEMPO/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta -Inilah kasus yang mungkin paling unik di dunia. Rumah seorang penduduk di Perumahan Perumahan Bukit Mas, Jakarta Selatan, dikepung tembok sehingga ia sulit keluar masuk rumah jika menggunakan kendaraan.


Penduduk yang menghadapi masalah itu adalah Denni Akung. Ia sudah melaporkan penembokan di depan rumahnya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Denni menyesalkan ulah masyarakat yang menamakan diri Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM), yang membangun tembok setinggi 2 meter tepat di depan rumahnya.

"Ini sudah melanggar hak asasi manusia, kami berharap Komnas HAM menyelidikinya," kata pengacara Denni, Djalu Arya Guna, di kantor Komnas, Rabu lalu, 4 November 2015.

Sebelum dibeli pada Juni lalu, rumah itu milik Heru Isprianto. Saat jual-beli terjadi, menurut Denni, rumah tersebut menghadap ke Jalan Cakranegara. Namun WPPBM menilai rumah tersebut tak masuk wilayah Perumahan Bukit Mas, melainkan menghadap ke Jalan Mawar, yang letaknya di belakang rumah Denni.

Sehari setelah akad jual-beli terjadi empat bulan lalu, perkumpulan Warga Peduli itu langsung membangun tembok di depan rumahnya. Denni kemudian menghancurkan tembok tersebut dan penembokan itu kembali terjadi pada Minggu lalu saat Denni sedang tidur. Dia mengetahui proses penembokan setelah mengecek rekaman kamera CCTV.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, menilai seseorang yang rumahnya ditemboki setinggi 2 meter oleh warga lain di sekitarnya tanpa sepengetahuan pemilik rumah, salah. “Yang nembokin jelas salah,” ujar Ahok, Jumat 6 November 2015.

Ahok mengatakan masalah ini ditangani oleh Wali Kota Jakarta Selatan dan telah diselesaikan.


Perwakilan Warga Peduli Perumahan Bukit Mas (WPPBM) Rena Mulyana membantah penolakan atas rumah Denni Akung yang berujung penembokan hanya didukung oleh segelintir warga.

“Ada 70 kepala keluarga yang tanda tangan,” kata Rena saat dihubungi Tempo pada Minggu, 8 November 2015. Menurut Rena, WPPBM terbentuk setelah ada kasus Denni Akung.

Rena mengatakan 70 KK yang menolak telah menyertakan kartu tanda penduduk dan menandatangani pernyataan penolakan. “Mereka memberikan kuasa kepada tujuh orang. Salah satunya saya,” kata Rena.

Dari 106 KK, tersisa 36 KK yang mengizinkan Denni melewati tembok pembatas kompleks.

Rena, yang mewakili WPPBM, meyakini bahwa yang dilakukan oleh Denni Akung adalah pembongkaran tembok pembatas kompleks. Oleh sebab itu, WPPBM mendirikan kembali tembok di depan pagar rumah pria yang baru saja pindah ke Perumahan Bukit Mas itu. “Kami ingin tembok berdiri seperti semula,” katanya.

VINDRY FLORENTIN



Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya