Jaringan Pemalsu KTP Elektronik Tipu Dua Bank di Depok  

Reporter

Senin, 16 November 2015 16:36 WIB

Ilustrasi Penipuan

TEMPO.CO, Depok - Polisi berhasil mengungkap pembuatan data administrasi berupa KTP elektronik, akte kelahiran, dan buku nikah palsu. Pemalsu data administrasi ini merupakan jaringan kejahatan untuk meminjam duit ke bank. Pelaku, Hary Purnomo, 41 tahun, ditangkap di rumahnya di Jalan Raya Sukatani RT1 RW4 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Selasa pekan kemarin.

Kepala Polresta Depok Komisaris Besar Dwiyono mengatakan tersangka merupakan jaringan pemalsu identitas yang sudah terorganisasi. Kartu identitas dibuat untuk tindak kejahatan. "Untuk meminjam duit dengan identitas palsu," kata Dwiyono, Senin, 16 November 2015.

Jaringan ini mematok biaya Rp 400 ribu untuk membuat KTP elektronik palsu, akta kelahiran Rp 700 ribu, dan buku nikah Rp 700 ribu. Selain itu, setiap transaksi peminjaman duit dari bank berhasil, jaringan ini mendapatkan fee 10 persen dari transaksi pelanggannya.

"Mereka membuatkan identitas palsu pelanggannya. Sindikat ini sudah dua tahun beroperasi di Depok," ucap Dwiyono.

Dwiyono menuturkan KTP elektronik palsu yang dibuat jaringan ini sangat mirip dengan yang asli. Mereka memasukkan identitas dan foto dengan cara di-scan, baru di-print menggunakan plastik ID card. Setelah selesai, dipotong sesuai dengan ukuran blangko KTP elektronik dan ditempelkan pada blangkonya.

Catatan kriminal jaringan ini telah membuat 30 KTP elektronik palsu, 30 KK palsu, 30 SKU palsu, tiga akte cerai, empat akte kematian, dan lima akte kelahiran yang digunakan untuk lampiran pengajuan kredit ke bank swasta yang berada di Serua dan Bojongsari. "Kami amankan juga 30 stempel kelurahan palsu yang mereka buat," ujar Dwiyono.

Lebih jauh, polisi juga menyelidiki pembuatan KTP elektronik ini untuk kebutuhan saat pemungutan suara nanti. Soalnya, saat pilkada 9 Desember 2015, pemilih yang belum terdata di daftar pemilih tetap bisa memilih menggunakan KTP elektronik atau identitas lain, seperti kartu keluarga. "Sejauh ini, pengakuannya belum ada pesanan untuk pilkada," ujar Dwiyono.

Tersangka Heri mengaku hanya menjadi perantara untuk membuat identitas palsu. Setelah mengantar pelanggannya, Heri mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu untuk pembuatan KTP elektronik palsu. "Saya buatnya di Pasar Pramuka," kata Heri.

Selain itu, setelah pelanggannya berhasil melakukan transaksi di bank, dia bakal mendapatkan keuntungan 10 persen dari total transaksi perbankan yang dibagi tiga dengan temannya. Paling kecil, kata dia, pelanggan meminjam duit ke bank Rp 20 juta. "Saya hanya perantara untuk memasukkan identitas pelanggan," ucap Heri.



IMAM HAMDI

Berita terkait

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

3 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

4 hari lalu

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

Imam Budi Hartono akan melanjutkan RPJMD Kota Depok 2021-2026 jika terpilih pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

10 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

13 hari lalu

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.

Baca Selengkapnya

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

16 hari lalu

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.

Baca Selengkapnya

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

16 hari lalu

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.

Baca Selengkapnya

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

17 hari lalu

Golkar Jajaki Koalisi dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2024

Ketua DPD Golkar Kota Depok Farabi A. Arafiq telah bertemu dengan Ketua DPD PKS Kota Depok Imam Budi Hartono untuk menjajaki koalisi di Pilkada Depok.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

21 hari lalu

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.

Baca Selengkapnya

Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

22 hari lalu

Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

Berikut beberapa modus kejahatan yang kerap muncul saat musim mudik Lebaran, dari penipuan tiket hingga modus geser tas.

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Nadiem Makarim Lamban dalam Tangani Masalah Ferienjob

24 hari lalu

DPR Sebut Nadiem Makarim Lamban dalam Tangani Masalah Ferienjob

Menurut Komisi X DPR RI, semestinya Kemendikbudristek memiliki unit reaksi cepat untuk menanggapi permasalahan ferienjob.

Baca Selengkapnya