Kantor Dinas Teknis Jakarta di lantai 6 Jalan Abdul Muis Jakarta Pusat tempat para pejabat yang dicopot Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kantor ini dijuluki "Guantanamo Jakarta".
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak menjadi Gubernur Jakarta setahun lalu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok gemar merombak pejabat di semua lembaga. Ia tak segan mencopot mereka meski baru sebentar menjabat. Ahok mengaku tak tahan jika ada anak buahnya yang berkinerja buruk dan tak sesuai visi-misinya.
Visi-misi itu adalah anggaran yang transparan, kerja yang berorientasi hasil, dan serba elektronik. Karena itu ia mengimbanginya dengan gaji yang fantastis. Kini gaji terendah pegawai Jakarta Rp 13 juta karena mendapat tunjangan kinerja dinamis.
Dan Basuki tak punya fanatisme pada anak buah. Saat gonjang-ganjing anggaran siluman di Dinas Pendidikan, Ahok tersanjung pada Lasro Marbun yang mencoret Rp 3,4 triliun anggaran tak perlu di dinas itu.
Ahok menuruti permintaan Lasro yang mundur dari Dina situ dan menempatkannya sebagai Kepala Inspektorat. Belum genap dua tahun, kepercayaan pada Lasro runtuh. Ahok mengetahui bahwa Lasro meloloskan proyek pengadan alat catu daya listrik (UPS) senilai Rp 1,2 triliun pada tahun yang sama ia mencoret anggaran mubazir.