TEMPO Interaktif, Jakarta:Sejumlah sopir bus mengeluh pendapatannya turun drastis sejak dioperasikannya bus Transjakarta rute Pulogadung-Harmoni pada 15 Januari lalu. Pendapatan mereka rata-rata turun 50 persen, bahkan ada yang minus. Sudin Simamora, 49 tahun, pengemudi Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) 51 rute Pulogadung-Senen, mengaku hanya bisa membawa pulang uang Rp 20-30 ribu. Sebelumnya, kata dia, paling sedikit mendapat Rp 50 ribu per hari. "Penghasilan sekarang nggak menentu," ujar ayah lima anak itu kemarin.Keluhan juga disampaikan Amin Slamet, pengemudi bus Mayasari Bakti AC 08 rute Pulogadung-Blok M. Sebelumnya, dia bisa membawa pulang uang Rp 200 ribu, tapi sekarang turun jadi Rp 100 ribu per hari. "Jumlah penumpang berkurang, pada naik busway," ujarnya.Begitu pula Jumadi, 50 tahun. Dia saban hari berangkat nyopir pada pukul 03.00 dan pulang pukul 24.00. Penghasilannya kini tak bisa diharapkan oleh anak dan istrinya di rumah. "Saya terpaksa berutang karena tak dapat memenuhi target setoran. Saya sering nombok Rp 200 ribu gara-gara busway," ujar sopir bus Patas 507 rute Pulogadung-Tanah Abang itu sedih.Para sopir ingin perusahaan bus mendengar jeritan ini dan mau menurunkan jumlah setoran. Setoran bus PPD 51, Sudin mengungkapkan, dipatok Rp 700 ribu per hari. "Kami minta diturunkan menjadi Rp 400 ribu per hari," ujarnya.Alasannya, bus reguler ini semakin kehilangan penumpang. Apalagi, kata dia, diberlakukan harga tiket diskon bus Transjakarta pada pukul 05.00-07.00, yaitu dari Rp 3.500 menjadi Rp 2.000 per penumpang. Harga tiket itu sama dengan tiket PPD 51. "Padahal pukul 05.00-07.00 itu ramai-ramainya penumpang. Kami sangat tersaingi dengan berbagai fasilitas Transjakarta. Jadinya kami kalah semuanya," ungkap Sudin.AQIDA SWAMURTI