Laptop memutar rekaman CCTV milik PT Angkasa Pura II bulan November 2015 yang menunjukkan oknum porter melakukan pembobolan tas penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 3 Januari 2016. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, TANGERANG- Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta mengungkapkan lebih dari separuh anggota regu pengangkut barang (porter) maskapai penerbangan Lion Air terlibat pencurian dengan cara mendodos tas penumpang di bagasi pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.” 12 dari 20 anggota porter terlibat," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Aszhari Kurniawan, Selasa 5 Januari 2015
Sayangnya, kata Aszhari, polisi kesulitan memburu para porter yang diduga terlibat itu karena kebanyakan mereka menghilang alias kabur.” Sudah pada kabur,” katanya.
Menurut Aszhari, di maskapai Lion Air terdiri dari 4 regu porter. Masing-masing regu berisi 20 orang porter.” Mereka bekerja tim dengan pembagian dari bagian make up bandara sampai ke pesawat,”katanya.
Sindikat pembobol bagasi yang dilakukan porter bandara Soekarno-Hatta ini, menurut Aszhari, diduga sudah beroperasi cukup lama. Aksi ini merupakan tradisi dalam dunia porter bandara.” Mereka tidak ada yang mengepalai, hanya senior-yunior saja, sejak mulai bekerja para porter ini sudah mengikuti permainan yang ada di dalam, mencuri dengan mendodos tas penumpang di bagasi,” katanya.
Jika ada porter yang tidak mengikuti ‘permainan’ tersebut, kata Aszhari, akan tersingkir.
Para porter ini tidak bekerja sendiri, mereka bekerjasama dengan sekuriti maskapai penerbangan tersebut. Indikasi keterlibatan sekuriti, kata Aszhari, para sekuriti itu tidak menjalankan tugasnya dengan melakukan pengawasan, penggeledahan para porter yang habis melakukan tugas.” Semestinya sekuriti menggeledah badan dan pakaian porter, tapi ini tidak dilakukan,”kata dia.