Jalan Protokol DKI Tergenang, Ahok Curiga Ada Sabotase
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Rabu, 10 Februari 2016 14:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku heran mendapat laporan bahwa sejumlah ruas jalan protokol yang tergenang akibat hujan. Salah satunya di kawasan Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, sekitar kompleks Istana Negara, yang pada Selasa, 9 Februari 2016, ikut terendam.
Ahok mengungkapkan alasan ia mencurigai adanya sabotase. "Saya bukannya suudzon atau apa, aneh gitu loh masak daerah baik-baik terus tiba-tiba ada tumpukan sampah dan ban bekas di got, itu apa coba?" ujarnya di gedung Balai Kota Jakarta, Rabu, 10 Februari 2016.
Ahok mengatakan telah memerintahkan petugas menyingkirkan sumbatan tersebut. Untuk mengantisipasi banjir, kata Ahok, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) disebar di setiap kelurahan. Petugas itu bertugas menangani banjir dan mengatasi genangan. "Begitu aliran terhambat, mereka langsung cari, enggak sampai sejam-dua jam langsung surut," tuturnya.
Ahok mengatakan akan terus memantau titik rawan genangan di Ibu Kota, khususnya di ruas jalan protokol. "Semua saluran sampah masih mampat harus diawasin, jangan buang sampah sembarangan, semua got harus bersih dan terhubung," katanya.
Setiap wilayah, dinilai Ahok, sudah mampu melakukan antisipasi, terutama dengan dibangunnya sejumlah tanggul dan waduk. "Kita doakan enggak ada kejutan, seperti tanggul jebol atau roboh," ucapnya.
Ihwal sabotase, pada Januari 2015, Ahok pernah berujar hal yang sama. Sabotase yang dimaksudkan berupa jebolnya tanggul Kali Sunter, Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, pada 23 Januari 2015.
Dugaan itu berasal dari banyaknya titik banjir yang terjadi di wilayah utara Jakarta. Saat itu, hujan turun semalaman sejak hari sebelumnya. Tinggi permukaan air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, menunjukkan angka normal pada siaga IV. Laut juga tak sedang mengalami pasang.
Hujan dengan curah serupa pernah terjadi pada awal Januari 2015, tapi tak ada banjir. Atas kejadian tersebut, Ahok pun memerintahkan pemasangan kamera pengawas atau closed-circuit television (CCTV) di semua pintu dan pompa air.
GHOIDA RAHMAH | NIEKE