Rumah Sakit Sulianti Batasi Pemberitaan Flu Burung

Reporter

Editor

Selasa, 28 Februari 2006 07:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Manajemen Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso membatasi pemberitaan terkait pasien suspek flu burung yang dirawat di rumah sakit itu. Cara ini ditempuh untuk menjaga kerahasiaan penyakit yang diderita pasien."Penyakit ini ada stigmanya. Seseorang atau keluarga yang terkena akan mendapatkan perlakuan kurang enak dari lingkungan sekitar," kata Ketua Tim Kejadian Luar Biasa Rumah Sakit Sulianti, Sardikin Giriputro, kemarin.Pembatasan yang dia maksud, media massa tidak perlu menyebutkan identitas pasien, tapi cukup dengan inisial saja. “Alamat juga tidak usah ditulis secara detail," pinta Sardikin. Rumah Sakit Sulianti, katanya, pernah mendapat protes dari keluarga pasien yang tidak boleh masuk sekolah karena orangtuanya suspek flu burung. Alasan lainnya, pemberitaan tentang hasil tes laboratorium pasien sering simpang siur. Tes yang dimaksud adalah uji serologi dan polymerase chain reaction (PCR). Sesuai prosedur pengambilan sampel pada pasien flu burung untuk uji laboratorium, paling sedikit dilakukan tiga kali.Berdasar informasi yang dikumpulkan Tempo terkait pembatasan informasi, Ilham Patu yang selama ini menjadi juru bicara Rumah Sakit Sulianti terhitung mulai 20 Februari posisinya diambil alih Sardikin. Seluruh informasi soal pasien flu burung harus melalui dia yang juga wakil direktur rumah sakit itu.Sardikin membenarkan ihwal tersebut. Dia menjelaskan, tingkat kematian suspek flu burung yang masuk ke ruang unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit Sulianti tergolong tinggi. "Angka kematian sekitar 70 persen," ujarnya. Sardikin tak menjelaskan hitungan persentase itu.Berdasarkan data di rumah sakit itu, dari 28 pasien yang meninggal sejak penyakit ini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa pada 14 September lalu, hanya dua penderita yang meninggal diluar ICU. Mereka adalah Yulia Gino dan Wina Ekadewi.Fakta itu dikatakan tidak aneh. Sebab, ungkapnya, pasien yang masuk ICU kebanyakan kondisinya sudah cukup parah. Akibatnya tingkat keberhasilan dalam upaya penyelamatan pasien menjadi kecil."Banyak pasien yang datang sudah terlambat, terpaksa kami beri intubasi (pemasangan alat bantu napas). Kebanyakan kondisi paru-paru sudah memburuk," ujar Tuty H. Murtono, Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Sulianti yang juga dokter spesialis anestesi.Tuty menjelaskan, pasien flu burung dipantau 24 jam oleh dokter jaga. Walau rumah sakitnya hanya memiliki dua dokter anestesi, termasuk dirinya, namun komunikasi dengan dokter jaga tak sampai lengah. Dokter jaga bisa melakukan intubasi tanpa harus mendatangkan dokter anestesi. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Tabrani, sepakat dengan langkah Rumah Sakit Sulianti. "Ini berkaitan dengan Undang-Undang tentang Praktek Kedokteran. Dokter bertugas menjaga kerahasiaan pasien, pasien juga punya hak terjaga kerahasiaannya," ujar Hasbullah kepada Tempo.Hasbullah menilai pencegahan virus flu burung belum menyentuh masyarakat bawah. Ini tak lepas dari terbatasnya mereka mengakses informasi soal flu burung. Pemerintah, katanya, wajib mencari cara menginformasikan penyakit ini kepada mereka."Masyarakat bawah justru punya risiko tinggi terkena flu burung. Hampir seluruh warga desa memelihara unggas. Mereka belum tentu mengetahui bagaimana mencegah penyakit tersebut,” ungkapnya.Ibnu Rusydi|Nieke Indrietta

Berita terkait

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

5 jam lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

15 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

11 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

51 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

28 Februari 2024

Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu Sub PIN Polio, Tujuan, dan Pelaksanaannya

18 Februari 2024

Mengenal Apa itu Sub PIN Polio, Tujuan, dan Pelaksanaannya

Penyakit Polio dapat mengakibatkan infeksi hingga kelumpuhan permanen. Simak pencegahannya melalui Sub PIN Polio berikut ini.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Syarat PIN Polio 2024

20 Januari 2024

Jadwal dan Syarat PIN Polio 2024

Langkah ini diambil untuk mengatasi KLB polio setelah ditemukan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur serta Klaten, Jateng.

Baca Selengkapnya

Gugatan Perusahaan Sawit Bernada Ancaman

10 Januari 2024

Gugatan Perusahaan Sawit Bernada Ancaman

Ancaman terhadap pembela lingkungan masih menganga. Kali ini pakar forensik kebakaran hutan Bambang Hero Saharjo digugat perusahaan sawit.

Baca Selengkapnya