Seorang warga menulis opininya tentang kantung plastik saat kampanye #Pay4Plastic atau penerapan plastik berbayar untuk mereduksi penggunaan kantong plastik bersama Gerakan Indonesia Diet Plastik di Bandung, Jawa Barat, 27 Desember 2015. Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan Perda pengurangan kantong plastik sekaligus menerapkan sistem plastik berbayar. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menekan penggunaan kantong plastik, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengajak masyarakat untuk kembali bergaya hidup seperti jaman dahulu kala. Saat itu, kantong plastik tak banyak beredar dan masyarakat harus membawa tas atau keranjang sendiri jika ingin berbelanja.
"Sekarang kantong plastik adalah bencana," kata Ferry di acara Hari Peduli Sampah Nasional yang digelar di Bunderan HI, Ahad, 21 Februari 2016.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat sebelumnya mengatakan total sampah yang diproduksi masyarakat Jakarta per hari mencapai 7 ton. Sebanyak 15 persen di antaranya adalah sampah plastik.
Untuk itu, pemerintah menggalakkan program hentikan pemberian kantong plastik secara cuma-cuma. Jika masyarakat meminta kantong plastik saat berbelanja, mereka harus membayar sejumlah uang. Di Jakarta, Djarot mematok harga Rp 5.000 per satu kantong plastik.
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mengatakan hal ini merupakan upaya untuk mengurangi sampah plastik. "Intinya acara ini adalah untuk stop berikan kantong plastik gratis," tuturnya.
Pagi ini, ribuan warga Jakarta turun ke jalan untuk menyaksikan deklarasi Indonesia bebas sampah 2020. Acara yang bertema Revolusi Mental Indonesia Bersih itu dihadiri oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Sekretaris Negara Teten Masduki, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat, dan Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede.