TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan Kepolisian akan memanggil Daeng Aziz, tokoh masyarakat di kawasan hiburan malam Kalijodo, Jakarta Utara, sebagai tersangka.
"Akan kami panggil sebagai tersangka terkait dengan memudahkan dan memfasilitasi perbuatan cabul seperti Pasal 296 KUHP," ujar Krishna di kantornya, Senin, 22 Februari 2016.
Krishna berujar, hingga kini pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut dan melakukan penyelidikan. "Itu masih diperiksa," katanya.
Krishna mengatakan salah satu alasan penetapan Daeng Aziz sebagai tersangka terkait dengan penangkapan dan penahanan Udin Nakku alias Daeng Nakku pada Ahad, 21 Februari 2016.
Daeng Nakku ditangkap oleh penyidik karena diduga mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain, sekaligus sebagai muncikari yang mengambil untung dari pelacuran perempuan, seperti yang tertera dalam Pasal 296 KUHP dan 506 KUHP.
Dia ditangkap di Kafe Jelita Kalijodo di Jalan Kepanduan II RT 001 RW 005, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Daeng Nakku sebagai pemilik kafe yang selain digunakan untuk karaoke juga diduga digunakan untuk bisnis prostitusi. Dia menyewakan kamar yang ada di lantai 2 dan 3 kafe miliknya dengan tarif Rp 60 ribu per jam. Adapun para pekerja seks komersial di sana dipekerjakan dengan tarif Rp 200 ribu.
Daeng Nakku juga menyediakan alat kontrasepsi atau kondom yang dibeli dari Maman, orang yang diduga suruhan Daeng Aziz. Tak hanya itu, Daeng Nakku juga membeli suplai minuman keras dari agen yang diduga milik Daeng Aziz, yang dijaga oleh Herman alias Daeng Rangka. Dari bisnis itu, setiap bulan, Daeng Nakku mengantongi keuntungan sebesar Rp 3-5 juta.
Polisi menyita sejumlah barang bukti dari kafe Daeng Nakku berupa kondom, buku pendapatan, dan buku pengeluaran kondom.
GHOIDA RAHMAH
Berita terkait
Ada Ormas di Kolong Tol Angke yang Viral di Medsos, Ini Kata Lurah
20 Juni 2023
Sejumlah wartawan yang hendak meliput ke kolong tol itu sempat mengalami pengadangan dan pengusiran.
Baca Selengkapnya6 Tahun Penggusuran Kalijodo: Rencana Ahok hingga Sosok Daeng Aziz
28 Februari 2022
Lima ribu personel gabungan dan belasan alat berat meratakan puluhan rumah dan tempat hiburan malam di kawasan Kalijodo, Jakarta Barat, 2016 silam
Baca SelengkapnyaArsitek Yori Antar Rancang Masjid Kalijodo atas Ide Ahok
2 Oktober 2017
Ahok mengusulkan masjid berdampingan dengan RPTRA Kalijodo, sehingga dapat digunakan untuk ibadah dan kegiatan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKolong Tol Kalijodo untuk Parkiran, Djarot: Minta ke Pak Menteri
30 Juni 2017
Djarot harus meminta izin kepada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kalau ingin memanfaatkan kolong tol Kalijodo untuk lahan parkir.
Baca SelengkapnyaDjarot Ingin Kolong Tol Kalijodo Dipagari
30 Juni 2017
Dia ingin tempat itu dipagari agar tidak disalahgunakan menjadi tempat tinggal.
Baca Selengkapnya1.600 Petugas Gabungan Menggusur Kolong Tol Kalijodo
14 Juni 2017
Personel Polri dan TNI berada di belakang Satpol PP. "Berjaga-jaga jika kondisi tidak kondusif," ujar Dwiyono.
Baca SelengkapnyaDjarot Sebut Pembongkaran Bedeng di Kalijodo Sebelum Lebaran
13 Juni 2017
Djarot juga memerintahkan agar kawasan Kalijodo diberi pagar pembatas agar penghuninya tidak bisa kembali lagi.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno Ingin Bangun Kalijodo seperti Las Vegas
6 Juni 2017
Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Sandiaga Uno, ingin mengubah kawasan Kalijodo, Jakarta Barat, seperti Las Vegas di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPenertiban Bedeng di Kalijodo, Kapolda: Tidak akan Ada Chaos
6 Juni 2017
Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan berjanji menghindari kerusuhan saat menggusur bedeng di Kalijodo. "Nggak akan ada chaos, malulah kalau terjadi."
Baca SelengkapnyaPelacuran Kalijodo Marak Lagi, Lurah Imbau Bongkar Bedeng Sendiri
6 Juni 2017
Menurut Yoga, kelurahan tidak pernah memberikan izin mendirikan bedeng secara lisan apalagi tertulis.
Baca Selengkapnya