TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pemerintah Kota Tangerang Selatan masih menguji coba penerapan plastik berbayar. Uji coba tersebut dilaksanakan di semua retail dan pasar tradisional yang ada di wilayah tersebut selama tiga bulan, mulai 21 Februari hingga 21 Mei 2016.

"Masih bisa dikaji ulang kembali. Banyak persoalan karena beberapa retail belum siap menerapkan plastik berbayar," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Selatan Rahmat Salam, Rabu, 24 Februari 2016.

Rahmat berujar, saat ini pendapat masyarakat terbelah, ada yang setuju dengan plastik berbayar dan ada yang menolak. "Ini untuk masa depan bumi kita yang sudah tua, sehingga membutuhkan perawatan. Saat ini yang membuat bumi kita sakit ternyata adanya sampah plastik," ujarnya.

Rahmat menjelaskan, limbah plastik lebih dominan merusak lingkungan, termasuk menyumbat selokan, sehingga menyebabkan banjir. Untuk itu, ucap Rahmat, sesuai dengan perintah Kementerian Lingkungan Hidup, masyarakat diimbau membawa kantong berbahan kain saat berbelanja.

"Tujuannya jelas sekali, agar sampah plastik dapat dikurangi dan tidak lagi menjadi beban sampah plastik di pekarangan rumah ataupun tempat lain," tutur Rahmat.

Setelah uji coba plastik berbayar, pada Juni 2016, Pemkot Tangerang Selatan bakal mengeluarkan keputusan. Menurut dia, harga Rp 200 per kantong masih terlalu murah, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak membawa tas berbahan kain dari rumah dan memilih membeli plastik saat berbelanja.

"Minimal harganya ya Rp 5.000. Untuk nominal harga ini masih di evaluasi. Nanti kami juga akan mensosialisasi ke pasar- pasar tradisional yang ada di Kota Tangerang Selatan," kata Rahmat.

MUHAMMAD KURNIANTO