Soal Reklamasi, Ahok: Penolakan Menteri Tak Masuk Akal  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 1 Maret 2016 15:30 WIB

Sejumlah Nelayan Tradisional Teluk Jakarta mengikuti unjuk rasa menolak Reklamasi di depan gedung DPRD DKI, 25 Februari 2016. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan reklamasi Teluk Jakarta telah sesuai dengan peraturan presiden. Karena itu, dia menilai tak masuk akal jika ada menteri yang menggugat aturan ini. Sebab, peraturan presiden lebih tinggi ketimbang peraturan menteri.

Basuki mengatakan peraturan tentang reklamasi ini bukanlah peraturan baru. Peraturan tentang reklamasi telah diteken sejak era Orde Baru, yaitu dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta.

"Kalau ada menteri menggugat sekarang masuk akal enggak? Enggak bisa," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan belum pernah memberikan izin untuk reklamasi pantai utara Jakarta. Ahok mengatakan telah mengirim pejabatnya untuk bertemu dengan pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan membicarakan hal ini.

Namun pemerintah DKI Jakarta telah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang reklamasi. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah batal menggelar rapat paripurna pengesahan peraturan daerah itu pada pekan lalu seiring aksi penolakan reklamasi yang dilakukan nelayan pantai utara Jakarta.

Baca: Foto Kapal Keruk Pasir di Teluk Jakarta Muncul di Twitter

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia DKI Jakarta Muhammad Taher mengatakan demonstrasi yang melibatkan seribu orang itu bertujuan memprotes rapat paripurna pengesahan rancangan peraturan daerah yang mengatur reklamasi pulau. “Kami akan pasang blokade di pulau reklamasi,” ujarnya di depan gedung Dewan pekan lalu.

Para nelayan, kata Taher, berasal dari kawasan sepanjang Teluk Jakarta, seperti Kamal Muara, Muara Baru, Muara Angke, Kalibaru, dan Cilincing. Mereka kecewa lantaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meloloskan rancangan peraturan itu tanpa mempertimbangkan nasib nelayan. Selama pembahasan rancangan peraturan, menurut dia, Dewan dan pemerintah DKI Jakarta tak pernah melibatkan nelayan lewat audiensi.

Taher mengatakan penyusunan rancangan peraturan tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil itu merugikan nelayan. Pembangunan pulau reklamasi membuat ekosistem di perairan Teluk Jakarta rusak. Wilayah perairan bertambah dangkal dan jumlah ikan berkurang sejak tiga tahun belakangan.

Perubahan ekosistem itu, kata Taher, membuat perekonomian nelayan merosot. Sekitar 100-150 nelayan di kawasan Muara Angke beralih profesi menjadi pemulung. “Kami juga kesulitan membayar biaya sekolah,” tuturnya.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI | LINDA HAIRANI


Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

2 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

2 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

5 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

6 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

9 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

11 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

40 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

40 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

54 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

58 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya