Yusril dan Adhyaksa Pertimbangkan Maju dari Jalur Independen  

Reporter

Editor

Anton Septian

Sabtu, 12 Maret 2016 19:57 WIB

Yusril Ihza Mahendra bertandang ke kediaman Adyaksa Dault di Jalan Pegadegan Selatan, Kalibata, Jakarta Selatan, 12 Maret 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Dua Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault, menyatakan kemungkinan mereka maju lewat jalur independen atau perseorangan dalam pemilihan Gubernur DKI 2017 nanti. Jalur independen ini sudah dipilih terlebih dahulu oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang sepekan terakhir menyita perhatian publik.

"Kalau dari tim sukses saya, sudah ada 100 ribu KTP. Itu datangnya sukarela, secara online, maupun dari jaringan kami di kecamatan dan kelurahan," kata Adhyaksa di kediamannya di Jalan Pengadegan Selatan, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu, 12 Maret 2016.

Kata Adhyaksa, sejumlah pendukungnya mengaku kurang puas jika hanya mendukung lewat pengumpulan KTP. "Fakta di lapangan, mereka (pendukung Adhyaksa) ingin mengisi semacam formulir juga seperti Teman Ahok," ujarnya.

BACA:
Yusril dan Adhyaksa Berjanji Tak Akan Mainkan Isu SARA
Saran untuk Partai Politik Supaya Ahok Tak Menangi Pilgub DKI
Ahok Bakal Rugi karena Tidak Mau Maju Lewat Partai?
Ahok Maju Lewat Jalur Independen, Luhut: Itu Bukan Deparpolisasi


Yang dimaksud Adhyaksa adalah formulir dukungan disertai tanda tangan dan fotokopi KTP warga Jakarta yang dikumpulkan pendukung Ahok sebagai syarat mengusung Ahok secara independen. "Jadi kita ingin cetak formulir dan kumpulin KTP, sampai tanggal 2 (April 2016). Sebelum itu dipastikan saya sudah punya wakil," kata Adhyaksa, diikuti anggukan Kepala Relawan Muda Adhyaksa yang berada di sampingnya saat bertemu wartawan.

Lain dengan Adhyaksa, Yusril mengaku mencoba dua jalur pencalonan menuju pemilihan 2017, yaitu jalur partai dan juga jalur independen alias perorangan. Dia mengatakan para relawannya sudah bergerak di lapangan. "Saya menempuh keduanya, besok akan ada tiga form yang disampaikan ke masyarakat. Ada relawan saya yang datang ke kelurahan," kata Yusril.

Pendekatan ke partai politik, menurut Yusril, lebih lamban dibanding menggalang dukungan langsung lewat relawan. Namun, dia mengakui jalur dukungan partai tetap lebih aman dibanding maju secara independen. "Kita masih deg-degan. Dapat dukungan 700 ribu saja wajib diverifikasi, diambil sampling acak. Kalau satu saja salah, bisa drop dan dukungan hilang," kata Yusril.

BACA:
Isu Deparpolisasi Muncul, Partai Demokrat Sebut PDIP Panik
Bupati Dedi Soal Ahok: Bukan Deparpolisasi, Melainkan Otokriti
Alasan Sesungguhnya Ahok Pilih Jalur Independen, Bukan PDIP
Ahok Ternyata Sempat Ajak Bupati Ini Jadi Wakilnya di Pilgub

Maksud dia, jika dari dukungan masyarakat yang dia kumpulkan secara independen terdapat individu yang memilih lebih dari satu bakal calon gubernur, akan dinyatakan tidak sah. "KTP dukungan mungkin saja bisa sama, ada yang dukung saya, ternyata dukung Pak Adhyaksa juga, Ahok juga. Bisa didiskualifikasi semua," kata Yusril menjelaskan.

Jalur independen yang dipilih Ahok sempat menimbulkan isu baru, seperti deparpolisasi alias berkurangnya peran partai dalam sistem demokrasi. Isu ini pertama diangkat oleh politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Prasetyo Edi Marsudi.

Prasetyo mengatakan telah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Senin malam, 7 Maret 2016, di Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan itu, kata Prasetyo, membahas masalah deparpolisasi. Pertemuan itu terjadi tak lama setelah Ahok menyatakan serius maju lewat jalur independen bersama calon wakilnya, Heru Budi Hartono.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Pejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group

8 hari lalu

Pejabat Terkaya Dato Sri Tahir, Tiga Dekade Membangun Kerajaan Bisnis Mayapada Group

Saat ini, Dato Sri Tahir adalah pejabat terkaya di negeri ini. Bagaimana ia membangun usahanya, kerajaan bisnis Mayapada Group?

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini

27 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Pemanggilan 4 Menteri ke Sidang Sengketa Pilpres di MK Hari Ini

Moeldoko memastikan semua menteri memenuhi undangan MK untuk hadir di sidang sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Yusril Ihza Mahendra Sidang Sengketa Pilpres, Klarifikasi Ucapan hingga Soal Kedudukan Saksi atau Ahli

28 hari lalu

Yusril Ihza Mahendra Sidang Sengketa Pilpres, Klarifikasi Ucapan hingga Soal Kedudukan Saksi atau Ahli

Sidang sengketa mengenai Hasil Pilpres 2024 masih berlanjut. Yusril Ihza Mahendra yang memimpin Tim Pembela Hukum Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

MK Diminta Hadirkan Kapolri, Yusril Jelaskan Perbedaan antara Saksi dan Pemberi Keterangan

28 hari lalu

MK Diminta Hadirkan Kapolri, Yusril Jelaskan Perbedaan antara Saksi dan Pemberi Keterangan

Yusril mengatakan MK bisa memanggil siapa saja untuk dimintai keterangan dalam sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Permintaan agar MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres

28 hari lalu

Ragam Tanggapan atas Permintaan agar MK Hadirkan Kapolri di Sidang Sengketa Pilpres

Yusril mengatakan Kapolri adalah jabatan sehingga kehadirannya tak bisa melalui kuasa hukum pemohon dan hanya bisa dihadirkan oleh MK.

Baca Selengkapnya

Alasan Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri dan Pembela Prabowo-Gibran Usulkan Kepala BIN

29 hari lalu

Alasan Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Kapolri dan Pembela Prabowo-Gibran Usulkan Kepala BIN

Ketua Majelis Hakim MK Suhartoyo mengatakan pengajuan usulan sudah berakhir pada Senin, 1 April lalu.

Baca Selengkapnya

5 Poin Respons Yusril soal Putusan MK 90 Problematik yang Disinggung Kubu Ganjar

29 hari lalu

5 Poin Respons Yusril soal Putusan MK 90 Problematik yang Disinggung Kubu Ganjar

Kubu Ganjar-Mahfud menyinggung soal pernyataan Yusril yang dulu menyebut Putusan MK 90 problematik. Yusril lantas respons begini.

Baca Selengkapnya

Yusril Merasa Diadu Domba dengan Gibran oleh Tim Hukum Ganjar-Mahfud

29 hari lalu

Yusril Merasa Diadu Domba dengan Gibran oleh Tim Hukum Ganjar-Mahfud

Menurut Yusril, pertanyaan Luthfi tidak pantas diucapkan. Selain itu, dia juga menilai pertanyaan tersebut tidak etis dilontarkan di persidangan.

Baca Selengkapnya

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

34 hari lalu

Tim Pembela Prabowo-Gibran, Anggap Pemilu 2024 Paling Damai hingga Menilai Gugatan PHPU Banyak Asumsi

Para pengacara yang tergabung dalam tim pembela Prabowo-Gibran, yaitu Otto Hasibuan, Fahri Bachmid, Hotman Paris Hutapea, dan O.C. Kaligis.

Baca Selengkapnya

Alasan Tim Pembela Prabowo-Gibran Meyakini MK akan Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud

35 hari lalu

Alasan Tim Pembela Prabowo-Gibran Meyakini MK akan Tolak Gugatan Ganjar-Mahfud

Tim Pembela Prabowo-Gibran yakin dapat membantah seluruh dalil yang dikemukakan Ganjar-Mahfud di sidang MK.

Baca Selengkapnya