Dua bakal calon gubernur DKI Jakarta, Abraham Lunggana (Lulung) dan Yusril Ihza Mahendra bersalaman usai menggelar pertemuan tertutup di posko Suka Haji Lulung, Tanah Abang, Jakarta Pusat, 21 Maret 2016. Kunjungan Yusril ke markas Lulung ini dalam rangka silaturahmi politik. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Yusril Ihza Mahendra mengaku memiliki banyak pendukung dari kalangan etnis Cina. Dukungan ini dianggap sebagai salah satu modal untuk memenangkan pertarungan dalam memperebutkan kursi DKI 1 dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta tahun depan.
"Masyarakat Tionghoa di kelenteng-kelenteng banyak mendukung saya karena saya pengurus majelis tinggi agama Konghucu," kata Yusril seusai salat Jumat di Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta, Jumat, 25 Maret 2016.
Yusril mengatakan etnis Cina yang menjadi pendukungnya itu kebanyakan dari suku Haka. Ia bisa dekat dengan mereka karena pernah tinggal di lingkungan itu suku itu. "Artinya, saya fasih berbahasa Cina," katanya.
Ia tidak menyangkal kemampuan berbahasa Cina bisa menjadi modal untuk mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi pesaing utama dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta nanti. Karena itu ia yakin bisa menang asalkan pertarungan berjalan secara adil.
Selain dari etnis Cina, Yusril mengklaim mendapat dukungan juga dari masyarakat Minang, Madura, dan Bugis. Untuk dukungan dari kalangan Minang, ia menyebut sudah ada deklarasi dari kelompok masyarakat tersebut melalui rukun tetangga dan rukun warga. "Setiap hari ada 30-40 RT RW melakukan (deklarasi) itu. Saya sendiri tidak tahu itu di mana dan tidak hadir juga."
Menurut dia, itu merupakan contoh gerakan atas inisiatif masyarakat. Yusril juga berpikir dia akan maju karena didukung masyarakat lapisan bawah, seperti dari pasar tradisional yang mewakili segmen pedagang kecil dan menengah. "Saya barang kali tidak punya pendukung di mal-mal," katanya sembari tersenyum.