Mahasiswa Desak Polisi Cepat Ungkap Pembunuh Akseyna
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 26 Maret 2016 03:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Genap setahun polisi masih belum bisa mengungkap misteri kematian mahasiswa Universitas Indonesia Akseyna Ahad Dori. Kini teman-teman Akseyna di UI mengaku resah karena takut bakal ada kasus serupa.
Teman satu angkatan Akseyna, Ima Magisma berharap polisi cepat mengungkap dalang pembunuh temannya. Soalnya, bila pembunuh masih berkeliaran di luar, tidak menutup kemungkinan bakal terjadi kasus yang sama. "Kalau tidak tertangkap. Kami masih khawatir," kata Ima, Kamis 24 Maret 2016.
Ia mengatakan teman-teman seangkatan di Jurusan Biologi UI angkatan 2013, masih mengenang sosok Akseyna. Bahkan, rencananya bakal ada peringatan khusus yang dilakukan untuk mengenang Akseyna. Sebab, kasus pembunuhan Akseyna sudah genap setahun dan belum terungkap.
"Sekarang masih UTS. Setelah UTS rencananya teman-teman mau ada acara untuk mengenang Akseyna," ucap Ima, yang ikut di Komunitas Organisasi Mahasiswa Pencinta Tumbuhan Canopi UI, bersama Akseyna.
Ima menuturkan mahasiswa memang tidak memantau perkembangan penyelidikan kasus Akseyna. Ia melihat penyelidikan untuk mengungkap pembunuhan kasus temannya masih berjalan. "Tapi, tidak cepat," ujarnya.
Ima mengenal Akseyna sebagai pribadi yang baik. Bahkan, menurutnya, "Akseyna nyambung diajak ngobrol, terbuka dan mau diajak ngobrol bersama." Memang, keseharian Akseyna di kampus lebih dekat dengan tiga teman dekatnya, dibandingkan mahasiswa lainnya. "Akseyna biasanya sama Jibril, Pras dan Anggia."
Saat Tempo mendatangi Fakultas MIPA UI, mahasiswa lebih memilih bungkam dan menutup diri, saat ditanya ihwal Akseyna. "Kami diminta tidak memberitahu keterangan apa pun oleh KDP (Kepala Departemen dan Program)," kata mahasiswa, yang tidak menyebutkan namanya.
Saat ditemukan tewas, tubuh Akseyna penuh luka lebam dan mesih menggendong tas berisi batu, yang diduga untuk menenggelamkannya. Polisi menduga Akseyna dibunuh. Dugaan pembunuhan ini diperkuat dengan analisis tulisan secarik kertas yang ada di kamar Ace, yang ditulis dua orang.
Selain itu, ada sobekan di sepatunya yang diduga rusak karena pelaku menyeret korbannya menuju Danau Kenanga, tempat Ace ditemukan mengambang, Kamis 26 Maret 2016.
IMAM HAMDI