TEMPO.CO, Depok - Universitas Indonesia menganggap polisi tidak konsisten dalam mengusut kematian mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI, Akseyna Ahad Dori. Padahal penyelidikan sudah berjalan setahun dan kasus itu tetap menjadi misteri.
Ketua Departemen MIPA UI Yasman mengatakan, sebelumnya, polisi berjanji menuntaskan penyelidikan kematian Akseyna. Bahkan kasus ini dijadikan prioritas untuk diungkap tahun ini. "Pada akhir tahun kemarin kasusnya menjadi PR. Pada awal tahun katanya menjadi prioritas. Tapi hasilnya mana?" kata Yasman kepada Tempo, Kamis, 24 Maret 2016.
Selama ini warga Universitas Indonesia selalu merespons positif setiap langkah yang diambil kepolisian. Karena itu, mereka meminta kasus ini dituntaskan agar tidak menimbulkan spekulasi dan fitnah.
Dalam proses penyelidikan, kematian Akseyna pernah dikaitkan dengan teman dekatnya, yaitu Akhmad Jibril Jamaludin. Jibril berkali-kali dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan. Bahkan belakangan Jibril juga dikejar-kejar wartawan sehingga dia tidak bisa menjalani kehidupan secara normal.
Saat "tuduhan" kepada Jibril mulai reda, muncul isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Diduga kematian Akseyna berkaitan dengan kelompok LGBT itu.
Tudingan miring juga pernah diarahkan kepada Edi Sukardi, penjaga kos tempat Akseyna tinggal. "Sebenarnya kasus ini motifnya apa? Bapak kos dituduh sampai menantang sumpah pocong," ujar Yasman.