Ini Rahasia Ahok Jadikan Heru sebagai Pertaruhan Politik  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 1 Mei 2016 19:39 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin, meski stigma negatif pegawai negeri sipil (PNS) masih melekat, masih ada pegawai yang baik, jujur, profesional, dan rajin. "Saya akan buktikan. Bahkan saya bertaruh secara politik," kata Ahok saat melantik 150 pejabat eselon III dan IV di Balai Kota, Jumat, 29 April 2016.

Alasan itulah yang membuat Ahok akhirnya memutuskan memilih Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono yang berasal dari kalangan PNS untuk mendampinginya dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017. Ahok mengaku pilihannya kepada Heru tak dilatarbelakangi dukungan massa. Bahkan, jika PNS beramai-ramai memberikan suara kepadanya, Ahok yakin tidak akan menang dalam pilkada DKI mendatang.


Baca juga:
Kenapa Laba-laba Tidak Terjerat Jaringnya Sendiri?
Kisah Ribut Ahok Vs Yusril: Soal Sampah Hingga Sekongkol Rustam


Sebabnya, ucap Ahok, banyak yang tidak menyukai sistem kepemimpinannya. "Karena ada kenyamanan Bapak-Ibu yang saya ambil. Saya enggak takut, saya enggak peduli," ucap Ahok. Padahal sebelumnya, dalam menentukan calon wakil gubernur yang akan mendampingi Ahok, sempat muncul nama Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.

Namun Ahok urung memilih Saefullah, yang merupakan salah satu ketua organisasi masyarakat. Penasihat politik Ahok pun mengusulkan memilih Saefullah. "Orang bilang jangan pilih PNS, apalagi kalau dia bukan ketua ormas. Lalu orang bilang pilih Sekda, karena dia ketua ormas di DKI, supaya ada suara yang bisa ikut dalam pemilihan," tutur Ahok.

Ahok tidak mengikuti usulan itu. Sebab, bagi dia, yang terpenting adalah membuktikan ia tidak ingin memanfaatkan status Saefullah. "Saya berani pilih Pak Heru menjadi calon wakil saya untuk menyatakan kepada Anda yang punya stigma bahwa PNS itu korup, malas, dan payah adalah keliru. Silakan periksa, apakah dia memang betul-betul baik atau tidak," kata Ahok.

Nama Saefullah sempat muncul sebagai bakal calon wakil gubernur setelah Ahok memutuskan maju dalam pilkada 2017 lewat jalur independen. Waktu itu, nama Saefullah muncul bersamaan dengan nama Heru. Nama keduanya muncul lantaran Ahok saat itu mengaku memilih PNS sebagai calon wakil gubernur yang akan mendampinginya.

Ahok menyorongkan wakilnya mengikuti saran Teman Ahok, relawan pendukung Ahok, yang mendesak Ahok segera mencantumkan nama calon untuk mempermudah verifikasi dukungan lewat pengumpulan satu juta kartu tanda penduduk. Akhirnya, nama Heru disebut untuk mendampingi Ahok.

LARISSA HUDA


Baca juga:
Kisah Ribut Ahok Vs Yusril: Soal Sampah Hingga Sekongkol Rustam
Survei: 9 dari 10 Orang Sungkan Menegur Orang yang Bau Badan

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

33 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

33 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

52 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

52 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

56 hari lalu

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.

Baca Selengkapnya