LBH: Ahok Produk Reformasi yang Hidupkan Orde Baru  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 3 Mei 2016 11:59 WIB

Ratusan warga terlibat aksi dorong-mendorong dengan Petugas Satpol PP saat melakukan aksi blokir jalan menolak rencana penggusuran pemukiman warga di Kampung Aquarium, Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, 11 April 2016. Ratusan warga menolak pindah dan memilih bertahan di kawasan tersebut. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menilai gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok seperti era Orde Baru. "Pak Ahok produk reformasi yang menghidupkan Orde Baru," kata pengacara publik LBH, Aldo Felix, di Jakarta, Selasa, 3 Mei 2016.

LBH menilai Ahok seperti pemimpin pada Orde Baru karena langkah dia dalam menggusur paksa beberapa warga Jakarta. Aldo mengatakan, sepanjang 2015, sudah terjadi 113 penggusuran paksa. Ia mengklaim 84 persen dari jumlah itu dilakukan tanpa musyawarah kepada masyarakat.

Aldo mengatakan keterlibatan TNI dan aparat kepolisian dalam memuluskan penggusuran juga menunjukkan Ahok kembali pada masa Orde Baru. Padahal, secara undang-undang, kata dia, TNI tidak dibolehkan terlibat dalam penggusuran. Bahkan keterlibatan itu telah muncul dari persiapan penggusuran hingga setelah penggusuran.

Baca: Pasar Ikan Digusur, LBH: Keterlibatan TNI Salahi Aturan

Sebagai contoh, sebelum penggusuran kampung Pasar Ikan dan Akuarium yang terjadi April lalu, sejumlah TNI tampak berjaga di lokasi penggusuran. TNI bersama Satpol PP pun ikut masuk ke perkampungan warga Pasar Ikan dan Akuarium sepekan sebelum penggusuran dilakukan. Mereka memberikan dana dari Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (Bazis) kepada setiap kepala keluarga dan memberikan tanda ke tembok-tembok rumah yang akan digusur.

Perwakilan Urban Poor Consortium, Gugun Muhammad, menilai Ahok melanggar hak asasi manusia dengan kebijakan penggusuran paksa tersebut. Selain itu, menurut dia, TNI harus kembali pada fungsinya, yaitu menjaga kedaulatan negara, misalnya di berbagai perbatasan.

Gugun menilai citra buruk TNI belum sepenuhnya hilang. Terutama pada era 1998 pada akhir era Orde Baru. Keterlibatan TNI dalam upaya penggusuran juga dinilai akan semakin mengingatkan stigma tersebut. "Kalau sekarang kembali lagi ke sipil, semakin memperlama ingatan masyarakat (pelanggaran masa lalu)," ujarnya.

DANANG FIRMANTO


Berita terkait

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

14 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

16 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

23 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

25 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

34 hari lalu

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

36 hari lalu

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.

Baca Selengkapnya

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

38 hari lalu

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

Syafran membantah Badan Bank Tanah berupaya menggusur warga Penajam Paser Utara demi kepentingan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

38 hari lalu

Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Kamis sore ini antara lain 'penggusuran' warga RT 05 Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

38 hari lalu

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

KPA menyoroti surat Badan Bank Tanah kepada warga yang bermukim di Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

38 hari lalu

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

Surat yang minta Warga Pemaluan di kawasan IKN membongkar rumah mereka menjadi sorotan. OIKN berjanji bedah rumah warga yang tak sesuai master plan.

Baca Selengkapnya