Kuota Siswa Miskin di Sekolah Negeri Bekasi Cuma 5 Persen

Reporter

Editor

Suseno TNR

Senin, 16 Mei 2016 18:01 WIB

TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi menyiapkan kuota lima persen sekolah negeri untuk siswa miskin di kota itu. "Penerimaan calon siswa melalui online," kata Kepala Bidang Bina Program pada Dinas Pendidikan, Kota Bekasi, Agus Enap, Senin, 16 Mei 2016.

Agus mengatakan, lulusan sekolah dasar sederajat tahun 2016 sebanyak 43.395 siswa, sedangkan lulusan sekolah menengah pertama sederajat 35.470 siswa. Adapun, daya tampung untuk SMP Negeri hanya 15.988 yang tersebar di 43 sekolah. Sedangkan untuk SMA mencapai 6.658, dan SMK 3.842 siswa. "PPDB Online dibuka mulai 27 Mei 2016 mendatang," kata dia.

Agus mengatakan, pemerintah menetapkan kuota sebanyak lima persen bagi siswa miskin untuk bisa bersekolah di sekolah negeri. Syaratnya, kata dia, pendapatan orang tua di bawah 2 dolar AS atau setara dengan Rp 26 ribu perhari, dan persyaratan standar lainnya yang sesuai dengan ketentuan Dinas Sosial.

Berdasarkan data dari Dinas Sosial, kata Agus, jumlah keluarga miskin di Kota Bekasi mencapai 26.216. Pendaftar melalui jalur siswa miskin akan disinkronkan dengan data di dinas sosial itu. Karena kuota hanya lima persen, calon siswa tersebut juga harus berkompetisi dengan sesama siswa miskin. "Nilai tertinggi akan diterima di sekolah negeri," kata Agus.

Kebijakan itu dilatarbelakangi aturan pemerintah terkait wajib belajar 12 tahun di seluruh daerah. Menurut dia, kuota tersebut disediakan pihaknya melalui jalur afirmasi yang diunggah melalui situs PPDB online. "Kompetisi online mereka tidak disatukan dengan calon siswa reguler," ujar Agus.

Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bekasi, Ronny Hermawan mendukung kebijakan pemerintah memberikan kuota sebanyak lima persen bagi siswa miskin untuk bersekolah di sekolah negeri. Dengan begitu, kata dia, siswa miskin mempunyai kesempatan bersekolah di sekolah negeri. "Siswa miskin selama ini kesulitan bersekolah di sekolah negeri," kata Ronny.

Alasannya, karena nilai rata-rata siswa miskin jauh lebih rendah dibanding anak orang mampu. Sebab, siswa miskin tak memiliki waktu banyak untuk belajar, layaknya anak orang mampu. Anak orang miskin, kata dia, cenderung membantu orang tuanya bekerja dibanding belajar tambahan. "Kalau anak orang kaya, banyak belajar tambahan," kata dia.

Karena itu, pihaknya mendorong agar pemerintah menambah unit sekolah baru negeri di Kota Bekasi. Kalau pun lahannya kesulitan, pihaknya mengusulkan agar sekolah yang ada dibangun bertingkat. Dengan begitu, kuota sekolah bisa menampung lebih banyak lagi. "Masa depan Kota Bekasi bisa dipengaruhi dengan tingkat pendidikan anak-anak sekarang," kata Ronny.

ADI WARSONO

Berita terkait

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

26 hari lalu

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

Golkar mengajukan tiga nama di Pilkada Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

29 hari lalu

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengatakan 50 persen lebih warganya mudik ke kampung halaman

Baca Selengkapnya

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

29 hari lalu

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

Sudah ada tiga tokoh yang mendaftar untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024 lewat PKB

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

39 hari lalu

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

20 Februari 2024

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

Pemerintah membuka pendaftaran Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah Merdeka 2024 yang berlangsung mulai 12 Februari hingga 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi

13 Februari 2024

Soal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi

Politik gentong babi merupakan istilah yang muncul pada masa perbudakan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

7 Februari 2024

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

Pengguna KRL berharap PT KAI serius memperbaiki fasilitas publik di stasiun Bekasi itu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

6 Februari 2024

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

Anies Baswedan menyebut penyaluran bansos harus disebut dana dari negara karena berasal dari APBN/APBD. Ia melakukan saat jadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ganjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT

6 Februari 2024

Ganjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT

UKT mahal yang memberatkan mahasiswa disinggung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam debat Capres. Ini penjelasan uang kuliah tunggal.

Baca Selengkapnya

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

29 Januari 2024

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

Dalam pertemuan tersebut para relawan cawapres Mahfud MD tersebut menemui Ketua Pengurus GOR Bulu Tangkis Smesh, Sugeng.

Baca Selengkapnya