Mahasiswa UI Merem di Kantin, Jatuh, Tewas: Inikah Sebabnya?  

Reporter

Jumat, 20 Mei 2016 07:15 WIB

Garis polisi terpasang di kantin Fakultas Teknik UI, lokasi jatuhnya Bhayangkara Tegar P, 19 Mei 2016. Mahasiswa S2 Teknik Kimia itu meninggal dunia setelah jatuh dari kursinya di kantin. TEMPO/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Depok - Mahasiswa S-2 Teknik Kimia Universitas Indonesia, Bhayangkara Tegar Perdana, yang meninggal tiba-tiba di kantin Fakultas Teknik UI, pada Rabu, 18 Mei 2016, seharusnya akan wisuda pada Agustus 2016. Bhayangkara, pria berusia 24 tahun itu baru saja menyelesaikan sidang pada pertengahan Maret lalu.

Bhayangkara saat itu sedang berbincang dengan teman wanitanya di kantin, membahas soal ujian yang baru dijalaninya, sambil makan roti dan minum es jeruk. Keduanya duduk berhadapan. Sempat mengeluh pusing, Bhayangkara tiba-tiba jatuh dari bangku kantin yang didudukinya ke arah belakang. Teman wanitanya itu sempat teriak-teriak menyaksikan kejadian itu.


Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Saipul Jamil Tatap Mata Korban, Ada Peragaan & Soal Celana


Kepala Bhayangkara sempat dikompres. Lalu dibopong ke klinik kampus tersebut. Namun, nyawanya tidak berhasil diselamatkan, sampai klinik dia meninggal. "Dia meninggal Rabu kemarin pukul 11.30 di Klinik Makara UI," ujar juru bicara Universitas Indonesia, Riffely Dewi Astuti, Kamis, 19 Mei 2016.

Menurut Riffely, sebelum terjatuh, Bhayangkara merebahkan kepalanya di atas meja dan memejamkan mata. "Almarhum jatuh ke arah belakang dan kepalanya terbentur tiang kantin. Sampai klinik dinyatakan meninggal," ujarnya.

Kematian Bhayangkara secara mendadak itu kemudian ditangani Kepolisian Resor Depok. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil laboratorium forensik Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Kepala Polresta Depok Ajun Komisaris Besar Harry Kurniawan memastikan, penyebab kematiannya karena sakit. "Tidak ada unsur pidana penyebab kematiannya. Memang sering mengeluh pusing," ujar Harry, Kamis, 19 Mei 2016.

Harry mengatakan jenazah Bhayangkara tidak diautopsi. Namun, ia menambahkan, polisi telah melakukan syarat minimal untuk memastikan penyebab kematiannya. "Berdasarkan tes urine, napza, dan CT scan, tidak ada indikasi tindak pidana," ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, Harry mengungkapkan, ada pelebaran pembuluh darah pada kelopak mata kanan dan kiri, serta bibir membiru. "Meninggal karena sakit. Keluarga menerima. Bahkan tidak boleh diotopsi jenazahnya," tuturnya.

Jenazah Bhayangkara sudah dimakamkan di kampung asalnya, di Pati, Jawa Tengah. Menurut juru bicara UI, Riffely, keluarga menerima bahwa kematian Bhayangkara karena sakit. Di dalam kamarnya, kata dia, ditemukan banyak obat sakit kepala, seperti Panadol, bodrex, dan vitamin.

IMAM HAMDI


Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Saipul Jamil Tatap Mata Korban, Ada Peragaan & Soal Celana



Advertising
Advertising















Berita terkait

Tukar Koin Jadi Saldo GoPay via Koinan

37 hari lalu

Tukar Koin Jadi Saldo GoPay via Koinan

Mesin ini memungkinkan masyarakat menukarkan koin Rupiah menjadi saldo GoPay dengan cara yang mudah. Kolaborasi asyik antara Koinan dan GoPay ini dirasa mampu mengatasi lambatnya peredaran koin Rupiah di masyarakat. Menurut data Bank Indonesia, terdapat lebih dari Rp11 triliun uang koin Rupiah yang beredar di masyarakat dalam sepuluh tahun terakhir, namun hanya 2% yang kembali ke Bank Indonesia setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya

KPU Depok Sebut Pendaftaran Calon Kepala Daerah Melalui Dua Tahap, Simak Syaratnya

37 hari lalu

KPU Depok Sebut Pendaftaran Calon Kepala Daerah Melalui Dua Tahap, Simak Syaratnya

KPU Kota Depok menyatakan pendaftaran calon kepala daerah dibuka secara serentak pada 27, 28, dan 29 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Viralkan Alat-Alat Rusak, Petugas Pemadam Kebakaran Depok Dipanggil Atasan

21 Juli 2024

Viralkan Alat-Alat Rusak, Petugas Pemadam Kebakaran Depok Dipanggil Atasan

Seorang anggota Dinas Pemadam Kebakaran di Kota Depok memviralkan sejumlah alat operasional yang rusak. Minta perhatian pemerintah

Baca Selengkapnya

Buntut Skandal Katrol Nilai Rapor di Depok, Disdik Bakal Lakukan Sejumlah Hal Ini

18 Juli 2024

Buntut Skandal Katrol Nilai Rapor di Depok, Disdik Bakal Lakukan Sejumlah Hal Ini

Disdik Kota Depok bakal melakukan hal berikut ini terkait skandal katrol nilai rapor di SMPN 19 Depok.

Baca Selengkapnya

Kasus Katrol Nilai Rapor di SMPN 19 Depok, DPRD Jadwalkan Panggil Pihak Sekolah

17 Juli 2024

Kasus Katrol Nilai Rapor di SMPN 19 Depok, DPRD Jadwalkan Panggil Pihak Sekolah

Dugaan kasus katrol nilai rapor itu terjadi di SMPN 19 Depok. Dinas Pendidikan Kota Depok mengaku telah meminta klarifikasi kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Katrol Nilai Rapor di SMPN 19 Depok, Disdik Siap Beri Pendampingan Psikolog ke Siswa

17 Juli 2024

Soal Katrol Nilai Rapor di SMPN 19 Depok, Disdik Siap Beri Pendampingan Psikolog ke Siswa

Dari 34 SMP Negeri, Dinas Pendidikan Kota Depok mengaku baru menemukan skandal katrol nilai rapor di SMPN 19 Depok.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Depok Single Window Diretas, Pelaku Tinggalkan Pesan

14 Juli 2024

Aplikasi Depok Single Window Diretas, Pelaku Tinggalkan Pesan

Kelompok Garuda Security X Masyarakat Indonesia meretas Aplikasi Depok Single Window (DSW) milik Pemerintah Kota Depok.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat soal Calon Siswa SMAN 4 Kota Depok Tak Lolos PPDB Zonasi

28 Juni 2024

Silang Pendapat soal Calon Siswa SMAN 4 Kota Depok Tak Lolos PPDB Zonasi

Aksi unjuk rasa sejumlah emak-emak dan relawan DKR terjadi di SMAN 4 Depok, karena ada calon siswa yang tak lolos PPDB zonasi.

Baca Selengkapnya

Seratusan Emak-emak Demo, Sebut PPDB Kota Depok Amburadul dan Tuntut Transparansi

25 Juni 2024

Seratusan Emak-emak Demo, Sebut PPDB Kota Depok Amburadul dan Tuntut Transparansi

Seperti juga unjuk rasa yang telah mereka lakukan setahun lalu, massa DKR menilai banyak persoalan dalam proses PPDB, termasuk pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pencopotan Spanduk Supian Suri, Deolipa Yumara: Berlebihan dan Tidak Adil

17 Mei 2024

Pencopotan Spanduk Supian Suri, Deolipa Yumara: Berlebihan dan Tidak Adil

Pengacara Deolipa Yumara menilai tindakan Satpol PP mencopot spanduk bergambar Sekretaris Kota Depok Supian Suri di sebuah acara berlebihan.

Baca Selengkapnya