Fanny Safriansyah alias Ivan Haz, menggelar Konferensi Pers di ruang Pers Fraksi PPP, Komplek Parlemen Senayan, 9 Oktober 2015. TEMPO/Mawardah Hanifiyani
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Fanny Syafriansyah alias Ivan Haz, menjalani sidang pertamanya hari ini, Rabu, 8 Juni 2016, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Ivan menjadi terdakwa dalam kasus penganiayaan terhadap pembantu rumah tangganya, Toipah.
"Hari ini seharusnya dia (Ivan) datang karena ini sidang pertama," ujar Koordinator Jala PRT Lita Anggraini yang datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mewakili Toipah. Ivan disidang di ruang Kartika 2 dengan berkas perkara nomor 655/pidsus/2016/PN Jakarta Pusat.
Ivan Haz datang ke PN Jakarta Pusat pukul 14.25 mengenakan kemeja putih panjang dibalut rompi merah tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat nomor 097. Selain pengacaranya, ia juga ditemani keluarga yang datang menyaksikan jalannya persidangan. Saat ditanyai kondisinya, ia mengaku sehat dan sedang berpuasa. "Insya Allah," katanya.
Sidang yang dijadwalkan pukul 13.00 baru berlangsung pukul 14.45. Lokasi ruang sidang pun sempat berubah, dari awalnya ruang Chandra 2, dipindah ke ruang Kartika 2. Sidang dipimpin hakim Yohanes Priyana dengan anggota Wiwik Suhartono dan Eko Sugianto.
Ivan merupakan anak mantan Wakil Presiden Hamzah Haz. Pada 2 Juni 2016, Sidang Paripurna DPR memutuskan Ivan bersalah menyalahi etika anggota Dewan dan memecat Ivan sebagai anggota Dewan.
Ia ditahan sejak 29 Februari 2016 dengan tuduhan penganiayaan. Ivan dilaporkan oleh pembantunya, Toipah, atas tuduhan penganiayaan pada Oktober 2015. Selain tindak kekerasan, Ivan dilaporkan tidak pernah membayar gaji Toipah.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
1 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.