Kopi Maut:Detik-detik Jessica Tuangkan Sianida ke Kopi Mirna

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 15 Juni 2016 11:40 WIB

Tersangka Jessica Kumala Wongso melakukan rekonstruksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier, Tanah Abang, Jakarta Pusat, 7 Februari 2016. Dok. Polda Metro Jaya

TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa Jessica Kumala Wongso akan menjalani sidang pembacaan dakwaan dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 15 Juni 2016. Wayan Mirna Salihin tewas setelah meminum es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu, 6 januari 2016.

Mirna meminum kopi tersebut bersama dua temannya saat kuliah di salah satu sekolah desain di Sidney, Australia. Keduanya adalah Jessica dan Hani. Dalam surat dakwaan yang salinannya diperoleh Tempo, terungkap bahwa Jessica yang merancang kematian Mirna. Mirna menyeruput es kopi Vietnam yang sudah dipesan Jessica.

BACA: Sidang Kopi Maut, Begini Cara Jessica Rancang Kematian Mirna

Baru sekali seruputan, Mirna kejang-kejang. Nyawa Mirna tak tertolong setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta. Polisi kemudian menyimpulkan kematian Mirna karena meminum kopi yang bercampur bahan kimia mematikan, yaitu sianida. Polisi menetapkan Jessica sebagai tersangka dan menahannya.



Dalam surat dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum Ardito Muwardi tergambar bagaimana Jessica diduga merancang pembunuhan terhadap Mirna. Menurut Jaksa Ardito dalam surat dakwaan yang salinannya diperoleh Tempo, Jessica menyiapkan rencana pembunuhan itu dimulai dari pesan di media percakapan, WhatsApp.

Baca: Jessica Disidang Hari Ini, Begini Perjalanan Kasusnya

Pada Rabu, 6 Januari 2016 pukul 12.58, Jessica mengatakan akan mentraktir Mirna serta dua saksi, yaitu Hani dan Vera, lewat grup WhatsApp. Jessica memberi tahu tiga orang itu bahwa ia akan datang lebih dulu ke restoran Olivier untuk memesan tempat. Jessica berinisiatif memesan Vietnamese Iced Coffee (VIC) kesukaan Mirna.

Jessica datang sekitar 15.30. Jessica memesan tempat duduk untuk empat orang di tempat bukan area merokok. Setelah mengamati keadaan restoran, Jessica pergi ke toko Bath and Body Works di lantai 1 West Mall Grand Indonesia. Sampai di toko itu, Jessica membeli tiga sabun yang dibungkus dan dimasukkan ke tiga paper bag.

Baca: Polda Metro: Kasus Jessica Tak Dibarter dengan Australia

Jessica kembali ke Olivier pukul 16.14. Jessica sengaja memilih meja nomor 54 berupa sofa setengah lingkaran yang membelakangi tembok dengan area yang lebih tertutup. Padahal, di area dilarang merokok itu, masih ada meja nomor 33, 34, dan 35 yang masih kosong berupa tempat duduk dengan area terbuka.



Sampai di meja 54, Jessica meletakkan tiga paper bag. Ia menuju ke bar guna memesan VIC untuk Mirna dan dua cocktail, yaitu Old Fashion dan Sazerac. Setelah memesan ketiga jenis minuman, Jessica menuju kasir untuk membayar tunai minuman yang dipesan. Ia berjalan menuju kasir sambil menengok dan memperhatikan situasi dalam restoran.

Baca: Kopi Maut: Terungkap, Jessica Kumala Pernah Ancam Bosnya

Setelah itu, Jessica kembali ke meja nomor 54. Rangga, barista yang juga saksi, kemudian membuatkan VIC pesanan Jessica sesuai standard operating procedure (SOP) yang ditentukan Restaurant Olivier. Pukul 16.24, Agus Triono seorang pelayan mengatarkan pesanan VIC dan menyajikannya tepat di depan terdakwa.

Selanjutnya: Pelayan meletakkan tisu...
<!--more-->
Agus meletakkan tisu di samping gelas tumbler dan meletakkan sedotan yang ujungnya masih terbungkus kertas di atas tisu. Jaksa Ardito menuturkan, setelah Agus selesai menyajikan VIC, Jessica memasukkan sedotan ke dalam gelas berisi VIC. Pelayan lain, Marlon Alex Napitupulu, mengantarkan dua minuman cocktail Old Fashion dan Sazerac.

“Saat itu terlihat oleh Saksi Marlon bahwa sedotan sudah berada di dalam gelas berisi VIC,” kata Jaksa Ardito. Marlon meninggalkan meja nomor 54 pukul 16.28. Ardito mengatakan setelah itu Jessica berpindah posisi duduk ke tengah sofa. Terdakwa kemudian meletakkan gelas berisi VIC di sebelah kanannya.

Baca: Kopi Maut: Di Penjara, Jessica Bicara Hukum Karma: Ada Apa?

Jessica lalu menyusun tiga paper bag di atas meja sedemikian rupa dengan maksud menghalangi pandangan orang sekitar agar perbuatan yang dilakukan terhadap gelas berisi VIC tidak terlihat. Setelah paper bag tersusun, dalam rentang waktu pukul 16.30-16.45 Jessica memasukkan racun natrium sianida (NaCN) ke dalam gelas berisi VIC.





Setelah selesai memasukkan racun itu ke dalam gelas dan meletakkan gelas itu di tengah meja 54, Jessica memindahkan tiga paper bag ke belakang sofa dan duduk ke posisi semula. Pukul 17.18, Mirna dan Hani datang ke Restaurant Olivier menghampiri Jessica. Mirna lalu duduk di tengah sofa tepat di depan gelas berisi VIC.

Baca: 37 Bukti Kasus Mirna: Jessica Cuma Akui 3, Polisi Tersudut?

Saat itu Mirna bertanya kepada Jesica. “Ini minuman siapa?” Jessica menjawab bahwa minuman itu untuk Mirna. Korban memberi respons kepada Jessica. “Oh, ya ampun untuk apa pesen dulu, maksud gue nanti aja pesennya, pas gue dateng. Thank you udah dipesenin. "Mirna mengaduk sebentar VIC dengan sedotan dan meminumnya menggunakan sedotan.

Hani lantas melihat warna VIC itu agak kekuningan. Setelah Mirna meminum VIC tersebut, ia seketika mengatakan rasanya tidak enak sambil mengibas-ibaskan tangan di depan mulutnya akibat rasa panas yang timbul menyengat. Mirna sempat menyodorkan minuman itu ke Jessica untuk dicicipi, namun terdakwa menolak.

Baca: Grinder Jadi Bukti, Pengacara: Memang Jessica Pembuat Kopi?

Hani justru berinisiatif mencicipi VIC yang telah dimasukkan sianida. Hani merasakan pahit dan sedikit panas di lidah serta pedas setelah mencicipi VIC. Dua menit kemudian, Mirna pingsan dalam posisi duduk. Kepala Mirna bersandar ke arah belakang sofa dengan mulut berbuih. Pandangan mirna kosong serta mengalami kejang-kejang.



Hani bereaksi membangunkan Mirna dengan memanggil nama korban. Jessica hanya diam. Beberapa karyawan restoran berusaha memberi an pertolongan kepada Mirna. Mereka juga melihat warna VIC kuning seperti kunyit. Sisa VIC lalu disimpan untuk diperiksa. Mirna sempat dilarikan ke klinik Damayanti cabang Grand Indonesia, pukul 17.30.

Baca: Kasus Kopi Maut: Residu Racun dan Misteri Celana Jessica


Dokter di klinik itu mengatakan kondisi Mirna seperti orang pingsan dengan badan agak kaku namun masih hidup. Lima menit kemudian, Mirna dibawa ke RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta. Mirna tiba di Abdi Waluyo pukul 18.00. Dokter Abdi Waluyo, Adiyanto, memeriksa Mirna dalam kondisi nadi sudah tidak teraba.

Menurut Adiyanto, napas dan denyut jantung Mirna sudah tidak ada. Adiyanto sempat memberikan pertolongan medis berupa bantuan napas dan pompa jantung, paru-paru selama 15 menit. Mirna dinyatakan meninggal Rabu, 6 Januari 2016, pukul 18.30.

TIM TEMPO | DANANG FIRMANTO

Baca juga:
Ssst…Inilah Elemen Rahasia Penentu Calon Juara Euro 2016
Euro, Copa, Dominasi Eropa



Advertising
Advertising

Berita terkait

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

3 hari lalu

Polisi Ungkap Identitas Mayat dalam Koper di Bekasi, Karyawati asal Bandung

Polda Metro Jaya mengungkap identitas mayat dalam koper yang ditemukan di semak belukar di Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Cikarang Barat, Bekasi

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat Wanita di Pulau Pari, Karin Dibunuh karena Minta Tambahan Biaya Kencan

3 hari lalu

Penemuan Mayat Wanita di Pulau Pari, Karin Dibunuh karena Minta Tambahan Biaya Kencan

Polisi mengungkap kasus penemuan mayat wanita di dermaga Pulau Pari, Kepualuan Seribu, Jakarta

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

4 hari lalu

Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembunuhan Serlina, Mayat Wanita Dalam Parit di Sukoharjo

Para tersangka sepakat akan menjalankan rencana pembunuhan terhadap wanita itu saat malam takbiran.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Tante Bunuh Keponakan Berusia 7 Tahun di Tangerang, Sakit Hati Ibu Korban Tak Meminjami Uang Rp 300 Ribu

5 hari lalu

Tante Bunuh Keponakan Berusia 7 Tahun di Tangerang, Sakit Hati Ibu Korban Tak Meminjami Uang Rp 300 Ribu

Seorang tante membunuh keponakan yang berusia 7 tahun di Tangerang karena sakit hati ibu korban tak meminjami uang Rp 300 ribu.

Baca Selengkapnya

Seorang Wanita 40 Tahun di Tangerang Diduga Membunuh Ponakannya yang Berusia 7 Tahun

5 hari lalu

Seorang Wanita 40 Tahun di Tangerang Diduga Membunuh Ponakannya yang Berusia 7 Tahun

Polisi menangkap seorang wanita 40 tahun di Tangerang yang diduga membunuh ponakannya yang berusia 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia di Wonogiri, Polisi Tetapkan Pemilik Pekarangan sebagai Tersangka Pembunuhan

5 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia di Wonogiri, Polisi Tetapkan Pemilik Pekarangan sebagai Tersangka Pembunuhan

Polres Wonogiri, menetapkan SPY, 44 tahun, sebagai tersangka pembunuhan dalam kasus penemuan kerangka manusia di Desa Setren, Wonogiri.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

5 hari lalu

Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

Seorang wanita menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan di sebuah Kedai Anak Mami di Kelapa Gading. Hendak menggugurkan janin.

Baca Selengkapnya

Motif Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya Ditemukan di Pulau Pari karena Korban Minta Harga Lebih

5 hari lalu

Motif Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya Ditemukan di Pulau Pari karena Korban Minta Harga Lebih

Pelaku diduga membunuh korban di Pulau Pari karena sakit hati.

Baca Selengkapnya