Ini Pertanyaan Menteri ke Pengguna Vaksin Palsu

Reporter

Kamis, 30 Juni 2016 17:20 WIB

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek, melakukan sidak alat pendeteksi virus Ebola di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 3 November 2014. Sidak tersebut dilakukan untuk memperketat masuknya virus ebola ke Indonesia melalui bandara dan pelabuhan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek menemui bayi dan anak-anak yang diduga menerima vaksin palsu dari Klinik Bidan Elly Novita di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur.

"Kami dapat informasi, di sini ditemukan adanya pemakaian vaksin palsu," kata Menteri Nila saat meninjau klinik itu pada Kamis, 30 Juni 2016.

Berdasarkan informasi polisi, kata Nila, vaksin palsu diberikan sejak 2014. Sedikitnya ada sepuluh balita yang menerima vaksin palsu di kawasan itu. Nila menemukan satu dari sepuluh balita yang muntah setelah menerima vaksin tersebut. Namun dia belum memastikan apakah itu akibat vaksin palsu atau tidak.

Kementerian Kesehatan akan meneliti dan memastikan agar anak-anak yang diduga menjadi korban vaksin palsu dapat diimunisasi ulang. Kata Nila, sebagian besar korban telah divaksin lebih dari setahun. Mereka memilih vaksin di tempat Elly karena mengira kualitas pelayanannya lebih baik ketimbang di puskesmas. "Kenapa Anda vaksin di sini? Di puskesmas kan gratis," tanya Nila.

Para korban mengira vaksin yang diberikan bidan Elly berkualitas karena impor. Mereka tak menyangka vaksin tersebut ternyata palsu. Tiap vaksin juga dijual oleh Elly dengan harga mahal, dari Rp 180 ribu hingga Rp 325 ribu untuk tiap kali vaksin.

Padahal selama ini pemerintah memberikan vaksin gratis kepada anak. Namun kurangnya kesadaran membuat masyarakat memilih bidan Elly.

Sebagian besar warga mengira pelayanan bidan Elly lebih baik ketimbang di tempat lain. Mereka baru tahu bahwa tempat praktek bidan Elly menggunakan vaksin palsu.

Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto menjelaskan, pihaknya mengetahui tempat itu jadi peredaran vaksin palsu dari tersangka Elly. Kata dia, kepolisian mendapat keterangan vaksin palsu itu pada kemarin malam. "Setelah itu kami lakukan pengecekan kepada para korban," tuturnya.

AVIT HIDAYAT



Baca juga:
Lagi, Anggota DPR Terjerat Suap: Inilah 3 Jebakan Politikus
Suap Sudiartana Mengalir ke Demokrat? Ini yang Ditelisik KPK


Advertising
Advertising

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

5 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

5 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

15 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

32 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

33 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

45 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

52 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

57 hari lalu

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

Berikut ini perkiraan sejumlah menu makan siang gratis ala Prabowo-Gibran....

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya