Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahaja Purnama, saat pengambilan gambar talkshow 'Untukmu Indonesiaku' produksi TV TEMPO di Gedung Penta, Jakarta, 28 Mei 2014. TEMPO/Denny Sugiharto
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah memperingatkan adiknya, Basuri Tjahaja Purnama, yang gagal mencalonkan diri dalam pemilihan Gubernur Bangka Belitung 2017 melalui jalur perseorangan. "Saya bilang ke Basuri jangan anggap gampang," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jumat, 12 Agustus 2016.
Ahok mengatakan bahwa Basuri mengampangkan pencalonan melalui jalur perseorangan karena merasa memiliki tim yang mampu untuk mengusungnya. Juga karena syarat minimal dukungan sebagai Gubernur Bangka Belitung hanya 93 ribu KTP, tidak seperti Jakarta yang minimal 532 ribu KTP.
Ahok mengungkapkan, sampai tenggat waktu pendaftaran di jalur perseorangan, adiknya yang pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur tidak bisa menginput data dukungannya. "Saya sudah bilang, 'tim kamu mesti ngisi data. Kan mesti ngetik, soft copy'. Dia bilang, 'gampang, gampang'," tutur Ahok.
Dia pun membandingkan saat dirinya diusung relawan Teman Ahok menjadi calon gubernur independen. Kala itu, Teman Ahok terus mendesaknya untuk menentukan pasangan calon wakil gubernur karena membutuhkan waktu untuk menginput data dukungan.
"Saya bilang, kami saja gunakan berapa puluh mahasiswa (untuk input). Dia (Basuri) bilang gampang kok cuma 10 ribu. Lu jangan bilang gampang, itu banyak lho," kata dia.
Basuri memutuskan untuk tidak ikut serta dalam pilkada Bangka Belitung setelah gagal mendaftarkan diri di jalur independen bersama pasangannya, Muhammad Syabil Gararah. Hingga batas waktu pendaftaran, dia tidak juga mendaftar. Padahal dukungan KTP sudah mencukupi.
Meski batal maju, Basuri mendapat tawaran dari calon lain untuk menjadi pendamping. Dia memilih mundur ketimbang harus menjadi wakil gubernur. Dia beralasan tidak dapat bekerja secara maksimal karena banyak persoalan krusial yang tidak bisa dilakukan orang lain.