Petinggi PDIP Sebut Ahok Memecah-belah Partainya  

Reporter

Editor

Sugiharto

Minggu, 21 Agustus 2016 21:18 WIB

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Teras Narang (kanan) bersama ketua DPP PDIP Andreas Pereira, memberikan keterangan kepada awak media, di Gedung DPP PDI Perjuangan, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Komentar pedas soal Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok muncul dari politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang selama ini tak pernah berkomentar miring tentang Ahok, yakni Andreas Hugo Pareira.

“Ahok sebenarnya memang tidak membutuhkan partai-partai politik dan konstituen-konstituen parpol,” kata Andreas kepada Tempo via pesan pendek, Ahad, 21 Agustus 2016.

Andreas bahkan menilai, pola perilaku politik Ahok ini mengadu domba dan memecah belah antarkader PDI Perjuangan. Dia pun menilai Ahok dengan licik mencoba mengadu domba Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dengan partainya, PDI Perjuangan. “Berlindung di balik ceritanya tentang dukungan dari Ketum PDIP,” ucapnya.

Baca: Ahok: Tanpa Semua Partai Saja Saya Berani

Andreas menanggapi klaim Ahok yang menyatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mendukung dia sebagai calon gubernur. Dukungan itu, menurut dia, disampaikan dalam pertemuan yang berlangsung di kantor pusat PDIP Perjuangan pada Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB, 17 Agustus 2016. Kontroversi pun muncul, sebab PDI Perjuangan DKI Jakarta menyatakan menolak Ahok. Belakangan, Ahok menganulir pernyataannya dan menyatakan itu pendapat pribadinya.

Kemudian Ahok menyatakan kedatangannya ke kantor Partai Banteng itu hanya untuk meminta izin untuk meminang Djarot menjadi calon wakil gubernur mendampingi dia. Ahok bahkan menegaskan dia tak meminta dukungan PDI Perjuangan. Sebab, dukungan tiga partai—NasDem, Hanura, Golkar—sudah cukup. "Saya enggak minta PDIP (gabung), loh. Saya minta Djarot mau enggak ikut saya jadi wakil," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jumat, 19 Agustus 2016.

Baca: Ahok: Saya Minta Djarot, Bukan Minta PDIP Gabung

Pernyataan Ahok itu dibantah Andeas. Menurut dia, dalam pertemuan yang juga dihadiri para petinggi partai, Ahok meminta dukungan dari PDI Perjuangan. “Saya tahu pembicaraannya,” ujarnya kepada Tempo.

Andreas, yang juga Ketua PDIP Perjuangan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan perilaku Ahok semakin jelas terlihat untuk mencapai kekuasaan. Ahok melihat partai politik hanya sebagai kuda tunggangan guna mencapai tujuan, yakni berkuasa di DKI Jakarta.

Dia juga berpendapat cara berpikir Ahok sangat pragmatis. Semua cara bisa digunakan. “Entah itu Teman Ahok, entah itu parpol atau apa pun alat yang digunakan yang penting adalah dia berkuasa.” Setelah berkuasa, Andreas menambahkan, Ahok akan dengan mudah mencampakkan alat itu jika dirasa tidak lagi bermanfaat.

Baca: Didukung Golkar, Ahok: Seperti Kembali ke Rumah

Penilaian Andreas ini berdasarkan fakta karier politik Ahok yang “loncat” dari satu partai ke partai lainnya. Ahok memulai karier politiknya dengan bergabung di Partai Indonesia Baru, yang mengantarkan dia menjadi Bupati Belitung Timur. Ahok lalu berpindah kapal ke Partai Golkar untuk menjadi anggota DPR RI 2009-2014. Kemudian, pada 2012, dia hengkang dari DPR dan Golkar ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi Gubernur Joko Widodo.

“Ketika terpilih menjadi wakil gubernur, Ahok meninggalkan Gerindra,” ucap Andreas.

Andreas menuturkan, kini menjelang pemilihan kepala daerah 2017, Ahok membentuk tim sukses bernama Teman Ahok agar bisa maju via jalur perseorangan. Lewat Teman Ahok, ia mengklaim bisa mengumpulkan 1 juta KTP dukungan. Tak sampai bereksperimen di jalur perseorangan, Ahok banting setir ke jalur parpol dengan dukungan Partai NasDem, Hanura, dan Golkar.

Baca: Politikus Gerindra Sebut Watak Ahok Suka Meloncat Sana-Sini

Sekarang Ahok kembali mendekati PDI Perjuangan yang setia mendukung dia sejak 2012. Tapi, kata Andreas, dengan memainkan politik memecah-belah.

Dengan track record loyalitasnya yang buruk dan political tricky yang sangat licin, menurut Andreas, bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok. Partai-partai yang sudah mendukung pun perlu berpikir lagi. “Itu kalau tidak hendak menjadi korban pragmatisme Ahok,” ucap Andreas.

Simak pula:
Ojek Online-Kelompok Pemuda Bentrok, 5 Pengojek Tumbang
Elektabilitas Ahok Turun, Siti Zuhro Kritik Metode Survei
Warga Bukit Duri Tebet Dipindahkan Lagi Siang Ini
Elektabilitas Ahok Turun 5 Persen, Menurut Survei
Elektabilitas Ahok Turun, Ini Penyebabnya

JOBPIE SUGIHARTO



Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

10 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

13 jam lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

3 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

4 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

9 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

38 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

38 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

53 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

56 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya