Psikolog: Ada Kemungkinan Jessica Punya Orientasi Seks Sejenis
Editor
Suseno TNR
Kamis, 1 September 2016 19:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli psikologi dari Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, menduga Jessica Kumala Wongso memiliki orientasi seksual terhadap sesama jenis. Dugaan itu didasari penelitian dari hasil tes kejiwaan Jessica. "Ada kemungkinan Jessica menyandang orientasi seks sejenis," katanya saat memberi kesaksian dalam sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 1 September 2016.
Sarlito mengungkapkan, hasil penelitian itu sudah ia cantumkan dalam berita acara pemeriksaan.
Ketua majelis hakim Kisworo kemudian membaca berkas yang dimaksudkan Sarlito. Dalam berkas itu, antara lain, dituliskan bahwa Jessica adalah orang yang tidak suka berpacaran karena mementingkan karier. Namun sejauh ini Jessica sudah dua kali berpacaran tapi kandas karena kesibukan masing-masing. "J tidak suka gaya pacaran yang tiap saat harus ditelepon, seperti diteror," ucap Kisworo sambil membacakan berkas.
Baca: Kriminolog: Bahasa Tubuh dan Bicara Jessica Tidak Serasi
Sarlito menambahkan, perilaku Jessica itu mengindikasikan bahwa ia suka dengan sesama jenis. Namun, untuk memastikan dugaan tersebut, kata dia, diperlukan penelitian lebih mendalam dan verifikasi ulang. Sebelumnya dia tidak bisa melakukan langkah itu karena waktu yang diberikan terbatas. "Saya siap saja kalau diminta mendalami, ya, saya lakukan untuk melakukan penelitian apakah positif lesbianisme," ucapnya.
Hakim Binsar Gultom kemudian meminta tanggapan Sarlito mengenai transkrip pembicaraan Jessica kepada Mirna. "Di WhatsApp, (Jessica) kalau ketemu nanti ciuman ya?" ujar Binsar membacakan transkrip pembicaraan.
Baca juga: Sidang Kasus Kopi Sianida, Tiga Tanda Jessica Sulit Dijerat
Sarlito menjawab ia tidak tahu tujuan Jessica menulis pesan itu. Namun dia menganggap hal itu aneh. "Orang Barat, kalau mau cium, ya, cium saja," katanya.
Menurut Sarlito, dalam hal berhubungan, orang dengan kecenderungan homoseksual dan heteroseksual sebetulnya sama saja. Bedanya, homoseksual mencari sesama jenis, sedangkan heteroseksual mencari lawan jenis. Untuk cinta, cemburu, dan posesif, Sarlito menilai keduanya sama saja.
Tapi, dalam hubungan sesama jenis, Sarlito menuturkan, kehilangan seseorang jauh lebih berat dirasakan penderitanya. Sementara heteroseksual hanya merasa depresi, homoseksual dalam berbagai kasus bisa sampai melakukan pembunuhan dan kekerasan. "Lebih tinggi daripada pembunuhan karena dendam. Putus cinta bisa melukai diri sendiri dan orang lain, ini yang terjadi pada homoseksual," ujarnya.
FRISKI RIANA