Depok Pindahkan Terminal ke Lahan Sengketa Kemenhub-PT KAI
Editor
Untung Widyanto koran
Sabtu, 17 September 2016 08:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Depok meminjam lahan seluas 7.900 meter yang masih jadi sengketa antara Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia. Lahan di depan Stasiun Depok Baru tersebut rencananya bakal dipinjam untuk dijadikan terminal sementara.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana mengatakan Depok bakal meminjam pakai lahan Kemenhub sementara untuk memindahkan Terminal Depok, agar lebih dekat ke Stasiun Depok. Rencananya, lahan Terminal Depok yang lama, bakal ditutup sementara, untuk pembangunan terminal terpadu.
"Kami pinjam selama dua tahun. Sekarang sedang dalam tahapan persiapan penyerahan lahan untuk digunakan menjadi terminal," kata Gandara, Sabtu, 17 September 2016. Kementerian Perhubungan telah meninjau lahan yang diklaim miliknya untuk dijadikan Terminal Depok sementara, Kamis kemarin.
Sejauh ini lahan yang dijadikan Terminal Depok, masih menjalani proses pembahasan di Kementerian Perhubungan. Soalnya, lahan tersebut juga diklaim sebagai milik PT Kereta Api Indonesia.
Meski begitu, peminjaman lahan itu tidak dipermasalahkan PT KAI. Pada prinsipnya, kata dia, mereka mendukung agar transportasi lebih terintegrasi dan memudahkan penumpang Kereta berganti moda ke angkutan kota, demikian juga sebaliknya.
"Awal tahun 2017 lahannya sudah bisa digunakan menjadi Terminal Depok, sementara," ucapnya.
Kepala Terminal Depok Baru Achmad menuturkan pembahasan peminjaman lahan sedang dibahas ditingkat pusat. "Kami serahkan ke pusat."
Humas Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu mengatakan peminjaman lahan masih dibahas di internal Kementerian Perhubungan. Terkait saling klaim kepemilikan lahan antara Kemenhub dan PT KAI, Joice mengatakan, "Kami harus koordinasi dulu tentang itu."
Muttaqien, juru bicara PT Andika Investa selaku pengembang Terminal Depok Terpadu, berharap pengalihan lahan Terminal Depok, ke lahan terminal sementara cepat selesai. Soalnya, pembangunan terminal tertunda sejak 2015.
"Pembangunan ditargetkan dua tahun untuk Terminal Depok. Setelah rampung terminal sementara bisa pindah kembali ke terminal yang sudah dibangun," ujarnya.
Soalnya, Terminal Depok Terpadu tersebut bakal dijadikan pusat bisnis, perkantoran, perbelanjaan, dan hunian vertikal, yang terintegrasi dengan stasiun dan terminal.
Namun, pembangunan terminal belum rampung, pembangunan pusat bisnis, perkantoran, perbelanjaan, dan hunian vertikal, belum bisa dilakukan. "Nilai investasi proyek ini Rp 1,3 triliun," katanya.
IMAM HAMDI