Bau Klenik Pembunuhan di Depok, Modusnya Mirip Dimas Kanjeng
Editor
Untung Widyanto koran
Selasa, 4 Oktober 2016 06:00 WIB
TEMPO.CO, Kota Depok - Polisi menemukan keris, emas batangan palsu, semar mesem, kulit harimau, dan mani gajah. Barang-barang untuk praktek perdukunan itu ditemukan di rumah kontrakan Anton Herdiyanto, Jalan M. Yusuf 1 RT 2 RW 21, Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Anton Herdiyanto alias Aji ditangkap polisi dengan tuduhan membunuh dua pemuda yang jasadnya dibuang di saluran air di Kota Depok, Jawa Barat. Selain Anton, ada pelaku lain yang ditangkap polisi berinisial R, 35 tahun.
Baca: Barang Sitaan Kasus Mirip Dimas Kanjeng: Keris & Sperma Gajah
Pada Sabtu, 1 Oktober 2016, ditemukan mayat pertama di drainase Jalan Makam Kopo, Kecamatan Limo, Kota Depok. Belakangan diketahui pria itu bernama Ahmad Sanusi, 19 tahun, warga Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Mayat kedua ditemukan di drainase Jalan Pertanian Raya, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo. Pria ini diketahui bernama Shendy Eko Budianto, 27 tahun, yang beralamat di Desa Wuryonorejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Polisi menduga Anton Herdiyanto mempunyai padepokan bernama Satrio Aji Danurwenda. Padepokan tersebut digunakan untuk menjaring para korban dengan modus praktek perdukunan.
"Korbannya dijanjikan kekayaan dengan pemberian benda klenik yang dimilikinya. Bahkan sampai penarikan benda gaib," kata Kepala Kepolisian Resor Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan, Senin, 3 Oktober 2016.
Pelaku menggunakan media sosial untuk menjaring pengikutnya dalam praktek perdukunan. Menurut Harry, praktek yang dilakukan tersangka hampir mirip dengan praktek perdukunan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, dalam menggandakan duit. "Keduanya sama-sama menjanjikan kekayaan."
Baca: Adegan Kematian Korban Dimas Kanjeng: Dijerat, Dibekap, dan...
Polisi masih menyelidiki keterkaitan praktek perdukunan yang dilakukan Anton dengan Dimas Kanjeng. Soalnya keduanya mempunyai padepokan yang diikuti ratusan pengikut. "Padepokan Anton alias Aji diikuti ratusan pengikut," ucapnya.
Selain itu, polisi masih menyelidiki apakah ada korban lain yang bernasib sama dengan dua korban yang tewas dibunuh tersangka. "Kami masih menyelidiki modusnya. Kemungkinan besar ada korban lain. Sebab, praktek padepokannya sangat terorganisasi dan berkembang melalui media sosial," ujarnya.
Selanjutnya: Anton Sosok Tertutup
<!--more-->
Anton dan R ditangkap polisi di tempat persembunyiannya di Lampung, dengan kerja sama antara Polres Kota Depok dan Kepolisian Daerah Lampung.
Anton tinggal di rumah kontrakan di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, sejak dua pekan lalu. Saryono, paman istri Anton, mengatakan keponakannya baru tinggal di kontrakan tersebut dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga. "Di kontrakan tinggal sendiri," kata Saryono.
Anton, kata dia, sering terlihat begadang berdua temannya sampai pagi. Sebelum pembunuhan, kata dia, Anton terlihat bersama seorang temannya minum kopi di kontrakannya sampai pagi.
Baca: Anton, Pembunuh 2 Pemuda di Drainase, Dikenal Tertutup
Ia menuturkan tidak mengetahui pekerjaan Anton, selama ini. Soalnya, Anton merupakan sosok yang tertutup. Hanya saja, ia pernah diperlihatkan sebilah keris milik Anton yang ingin dijual. "Ditawari ke saya. Tapi, saya tidak punya duit," ucapnya. "Kalau di rumah, keseharian Anton cuma main handphone."
Anton setelah pindah sempat membawa istrinya yang berada di Lampung. Namun, beberapa waktu lalu Anton kembali ke Lampung, mengantarkan istri dan anaknya pulang. "Sering pulang ke Lampung, memang."
Salah seorang tetangga Anton, Mantasa, 47 tahun, pelaku memang orang yang tertutup di lingkungan warga. Sebelumnya, Anton tinggal di kawasan Griya Lembah Asri, Sukmajaya. "Kesehariannya biasa saja. Cuma memang tertutup," ucapnya.
IMAM HAMDI