Korban Anton 2 Menit Tewas, Terinspirasi Kasus Kopi Mirna?
Editor
Erwin prima
Kamis, 6 Oktober 2016 07:11 WIB
TEMPO.CO, Depok - Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan dua korban dari Anton Herdiyanto alias Aji, yaitu Shendy Eko Budianto dan Ahmad Sanusi, tewas kurang dari dua menit karena dosis tinggi racun potasium sianida yang dicampur kopi.
"Tewasnya diberi minum kopi sianida di lahan lapangan Kampung Serab. Awalnya, di sana korban diiming-imingi ritual penarikan emas batangan," kata Harry, Rabu, 5 Oktober 2016.
Polisi menemukan sisa potasium sianida milik Anton setelah menyisir lokasi yang didatangi korban bersama tersangka di lahan kosong di Kampung Serab, Sukmajaya.
Berdasarkan keterangan Anton, dia menaburkan setengah butir potasium sianida ke dalam botol yang dicampur kopi. "Setelah diminum mati seketika di lapangan itu."
Baca: Dua Mayat di Drainasi Diduga Dibunuh dengan Kopi Sianida
Anton mengaku mendapatkan potasium dari kampung halamannya di Jawa Timur. Potasium sianida tersebut biasanya dia gunakan untuk meracun ikan. "Kami duga terinspirasi kasus Jesicca. Sebab, itu cara yang paling mudah," ucapnya.
Harry mengatakan karena warna dan harumnya yang pekat, kandungan sianida di dalam kopi sulit terlacak. Apalagi, kopi tersebut diminta Anton agar kedua korbannya minum sebagai rangkaian ritual gaib penarikan emas batangan yang dijanjikan tersangka. "Anton pelaku tunggal pembunuhan ini, yang sudah direncanakan," ujarnya.
Baca juga: Pembunuhan Depok, Anton Terinspirasi Jessica & Taat Pribadi?
Pria beristri empat tersebut dijerat pasal 340 junto 365 KUHP dengan ancaman hukuman pidana seumur hidup. Soalnya, setelah membunuh Anton mengambil mobil dan duit korban. "Bahkan, semua identitas korban diambil, sebelum dibuang ke drainase," imbuhnya.
Seperti diberitakan, polisi sudah mengungkap modus yang digunakan Anton Herdiyanto alias Aji, dukun palsu di Depok, untuk mengelabui korban-korbannya. Agar terlihat sakti, Anton kerap melakukan ritual khusus.
Salah satu ritual yang kerap dia tunjukkan adalah mengeluarkan asap dari telapak tangan yang digosok-gosokan. Trik ini sebenarnya berasal dari cairan yang biasa digunakan pesulap. Cairan itu dia beli di toko perlengkapan sulap di Jatinegara, Jakarta Timur. Asap bisa keluar setelah cairan tersebut diteteskan dan diusapkan ke telapak tangan.
"Ini untuk mengelabui korbannya bahwa tersangka punya kesaktian," ucap Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Harry Kurniawan, Selasa, 4 Oktober 2016.
Sebelumnya, Anton sesumbar dapat menggandakan emas batangan. Anton secara khusus mempelajari trik sulap itu dari Internet.
Selanjutnya: untuk menjaring korban..
<!--more-->
Untuk menjaring korban, Anton membuat pedepokan yang diberi nama Satrio Aji Danurwenda. Pedepokan itu kemudian dia promosikan lewat media sosial. Lewat pedepokan itu juga, dia menawarkan berbagai benda-benda klenik.
Aksi tipu-tipu Anton itu ternyata menarik perhatian Ahmad Sanusi, 19 tahun, dan Shendy Eko Budianto, 27 tahun. Keduanya berminat meminta bantuan Anton untuk mendapat kekayaan secara mudah.
Belakangan, Anton membunuh dua orang itu menggunakan kopi yang dicampur sianida. Mayat mereka dibuang di saluran drainase di Limo, Depok. Perbuatan keji itu dilakukan Anton agar bisa menguasai uang Rp 30 juta milik Ahmad dan mobil Toyota Avanza milik Shendy. "Anton sempat membawa mobil Avanza putih milik korban ke Lampung," ujar Harry.
Simak juga: 2 Mayat di Drainase, Polisi: Pembunuhnya Orang yang Sama
Selain Anton, polisi menahan pria berinisial R, 35 tahun. Dia ditangkap bersama Anton di Tulang Bawang, Lampung, Sabtu lalu. "Masih didalami keterlibatan R. Tapi, sejauh ini, pelaku utama adalah Anton," tutur Harry.
Polisi kemudian menggeledah rumah Anton di Jalan M. Yusuf 1, RT 2 RW 21, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya. Di sana ditemukan barang bukti berupa keris, jimat, emas batangan palsu, semar mesem, kulit harimau, mani gajah, dan barang-barang klenik lain.
Anton mengaku tidak punya ilmu kesaktian. Dia mempelajari trik sulap di media sosial dan hanya menjual barang-barang klenik. "Saya tidak punya ilmu perdukunan. Saya hanya menjual barang koleksi," ucapnya.
Meski begitu, terkadang ada yang percaya barang kleniknya punya khasiat khusus. Anton mencontohkan, semar mesem yang dijualnya bagi yang percaya bisa sebagai jimat pengasihan dan pelet wanita. "Saya hanya menjual, tidak membuka praktek perdukunan," ujarnya.
IMAM HAMDI
Baca juga:
Keterpilihan Ahok Anjlok: Tiga Catatan Menarik & Mengejutkan
Heboih Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia