Penyerang Polisi Tangerang Ingin Dibaiat Abu Bakar Baasyir
Editor
Grace gandhi
Jumat, 21 Oktober 2016 20:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menyatakan SA alias Sultan Azianzah, pelaku penusukan polisi di Cikokol, sempat ingin dibaiat oleh pimpinan Jamaah Ansharut Daulah, Aman Abdurrahman, dan Jamaah Ansharut Tauhid, Abu Bakar Baasyir.
Aman dan Abu Bakar sama-sama berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kalau Aman dan Abu Bakar kan membaiat diri mereka sendiri, nah ini SA ingin dibaiat keduanya. Tapi tidak terlaksana," kata Boy di kantornya, Jumat, 21 Oktober 2016.
Baca: Pelaku Penyerangan Polisi Masuk Jaringan Lama Teroris
Boy menerangkan keluarga mulai merasa perilaku Sultan berubah sejak 2013. Ia terlihat kerap keluar rumah tanpa alasan yang jelas dan sangat tertutup kepada keluarga. Keluarga, kata Boy, juga menduga Sultan banyak berkomunikasi dengan pihak luar yang mencurigakan.
Sultan, ujar Boy, terprovokasi ajaran radikal bermula dari hobinya berselancar di dunia maya. Keahliannya di bidang teknologi dan informatika mendukung hobinya tersebut. "Dia mencari pekerjaan di bidang IT. Perjalanan itu yang menjembatani dia terpengaruh ajaran radikal."
Saat ini, tim digital forensik sedang meneluri konten akun blog dan website Sultan. Tujuannya untuk memastikan keterkaitannya dengan kelompok JAD dan Pesantren Ansharullah Ciamis, Jawa Barat.
Simak: Penyerang Polisi Kota Tangerang Suka Chatting dengan ISIS
Kemarin, Sultan menyerang anggota polisi dengan goloknya secara membabi buta. Pria kelahiran Jakarta, 16 November 1994 itu juga melempar dua bom pipa ke pos polisi Cikokol, Tangerang, Banten. Warga Lebak Wangi, RT 04 RW 03, Kelurahan Sepatan, Kabupaten Tangerang itu melukai tiga anggota polisi di bagian dada dan punggung, termasuk Kepala Kepolisian Sektor Tangerang Komisaris Effendy. Sebelum menyerang polisi, Sultan sempat menempelkan stiker berlambang ISIS ke pos polisi.
Pelaku dilumpuhkan dengan tiga tembakan, yakni dua di bagian paha dan satu di bagian perut. Sultan meninggal dunia dalam perjalanan ketika dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, lantaran kehabisan darah. Jenazah dimakamkan di pemakaman umum Tigaraksa, Tangerang.
DEWI SUCI RAHAYU