Petani memetik cabai rawit matang di sentra pertanian Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 6 Januari 2017. Harga cabai rawit di kebun meroket sampai Rp 65.000 per kg. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai yang tinggi memaksa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanam komoditas itu di lahan seluas 11 hektare. Bibit cabai ditanam di lahan yang menganggur.
"Mudah-mudahan tiga bulan ke depan sudah ada hasilnya. Pola ini bisa menjadi pengendali harga, terutama cabai yang setiap waktu tertentu naiknya luar biasa,” kata pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, di Balai Kota, Kamis, 12 Januari 2017.
Hasil panen cabai, kata Sumarsono, akan disalurkan untuk menutupi kekurangan pasokan di Pasar Induk Kramat Jati. Keuntungannya pun dapat diinvestasikan untuk pelayanan publik.
“Nanti akan ditambah bawang merah atau kebutuhan lain. Ini namanya optimalisasi lahan,” ujarnya.
Pemerintah DKI sedang memetakan wilayah Jakarta untuk mendistribusikan bantuan stok cabai. Selain itu, Kementerian Perdagangan mendatangi pasar-pasar untuk melihat persoalan melambungnya harga cabai. Rupanya, hujan yang deras mengganggu produksi cabai, khususnya di Jakarta.
Idealnya, lanjut Sumarsono, Jakarta membutuhkan pasokan cabai 120 ton per hari. Namun jumlah itu belum terpenuhi. “Kita punya 40 ton, hari ini 70 ton, lumayan lah,” ucap Sumarsono.