Mirip Jangkrik, DKI Jakarta Ubah Desain MRT Ala Betawi
Editor
Budi Riza
Senin, 16 Januari 2017 23:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengubah desain muka kepala kereta rel listrik (rolling stock) proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta. Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan perubahan desain itu akan lebih aerodinamik, sporti, dan modern.
"Mukanya kayak jangkrik. Kita akan ubah sementara agar lebih aerodinamis supaya kelihatan lebih cantik karena banyak teman-teman komentar bentuknya kurang bagus," ujar Sumarsono di Balai Kota, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Namun, Sumarsono melanjutkan, perubahan itu bukan kesepakatan akhir lantaran Pemprov DKI Jakarta harus berdiskusi lebih dulu dengan Nippon Sharyo LTD selaku pabrik rolling stock yang digandeng Pemprov DKI Jakarta dan pihak kontraktor Sumitomo Corporation. Aspek yang akan didiskusikan berkaitan dengan hal teknis.
"Ini belum final soalnya pabrik baru dipanggil Jumat ini," kata Sumarsono. Meski terdapat perubahan, Sumarsono mengharapkan MRT tetap beroperasi pada Maret 2019, sesuai dengan rencana awal. Pengecekan kondisi dan kelayakan seluruh komponen MRT pun akan dilakukan pada Februari 2019.
"Satu bulan sebelumnya sudah percobaan. Jadi saya berharap perubahan ini tidak mengganggu jadwal beroperasinya," tutur Sumarsono.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar akan mengupayakan dua hal, yaitu jadwal pengoperasian sesuai dengan rencana dan menekan biaya agar tidak membengkak. Hal itu yang akan dibicarakannya dengan pihak kontraktor. Dia pun akan mempelajari isi kontrak terkait dengan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi kontraktor.
"Kita akan minta komitmen kontraktor untuk menjalankan kewajibannya," ucap William.
Tak hanya itu, gerbong kereta rencananya dihiasi dengan ornamen khas Betawi seperti yang diinstruksikan Sumarsono.
Koridor pertama MRT dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Lebak Bulus memiliki tujuh stasiun layang di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Selain itu akan ada enam stasiun bawah tanah di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
LANI DIANA | BUDI R