Proyek Reklamasi Jakarta Diminta Tidak Menyengsarakan Nelayan

Reporter

Jumat, 10 Maret 2017 21:35 WIB

Sejumlah nelayan yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta melakukan aksi demo di depan Istana Negara, Jakarta, 19 September 2016. Dalam aksinya massa akan menyerahkan somasi untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Wilayah Barat, Direktorat Perencanaan Ruang Laut di Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Fajar Kurniawan, menyampaikan sejumlah usulan terkait pembahasan kajian lingkungan hidup strategis (klhs) Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

"Pemerintah wajib menjamin keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat nelayan dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk menuju pantai dan tempat dia berusaha," kata Fajar dalam konsultasi publik bersama pemerintah DKI, di Balai Kota DKI, Jumat, 10 Maret 2017.

Baca juga: Pengembang Pulau G Bantah Bagi-bagi Duit ke Nelayan

Fajar mengatakan bahwa kewajiban itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 dan UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pesisir Pulau-pulau Kecil, UU Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Melayan, Perpres Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil.

Fajar juga menyarankan kepada pemerintah agar mempertahankan mata pencaharian penduduk sebagai nelayan, pembudidaya ikan, dan usaha perikanan lainnya.

"Berikan kompensasi ganti rugi pada masyarakat sekitar terdampak reklamasi. Jadi tidak saja terkena lokasi reklamasi pada saat mereka akses tempat usaha, seperti penambahan ongkos, produksi juga mohon dipertimbangkan," kata dia.

Atas pertimbangan itu, ia menyarankan pada pemerintah agar mengembangkan pelabuhan nelayan di salah satu pulau reklamasi bila dimungkinkan. Hal itu bertujuan agar nelayan mendapat kemudahan dalam mengakses mata pencahariannya.

Menurut dia, pemerintah dalam menata pemukiman, harus dilakukan secara berkelompok dengan mempertimbangkan existing value change. Sebab, faktor pra produksi, produksi hingga pemasaran kerap terlupakan ketika memindahkan penduduk pada sektor tertentu.

Simak juga: Panitia Konsultasi Publik Pesisir Jakarta Dinilai Tak Profesional

Ia juga meminta agar pemerintah mempertimbangkan wilayah penangkapan ikan yang baru, untuk mencegah terjadinya pembengkakan biaya operasional nelayan.

"Jika nelayan tersebut menangkap lebih jauh, maka untuk meningkatkan efisiensi, pemerintah perlu siapkan strategi meningkatkan efisiensi penangkapan ikan," ujarnya.

Yang tak kalah penting menurut Fajar, pemerintah DKI perlu mensosialisasikan rencananya ke nelayan atau pembudidaya ikan. Di sisi lain, ia juga berharap agar reklamasi tidak menambah sejumlah persoalan mengenai kelautan.

Misalnya, menambah pencemaran air, logam air, dinamika laut yang menyebabkan erosi, abrasi dan sedimentasi, gagalnya proses menetralisir limbah, dan ekstrasi air tanah untuk menjadi air baku, menggangu utlitas dan obyek vital. "Terakhir mengancam fungsi ekosistem laut lepas," tuturnya.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

7 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

10 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

28 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

13 Januari 2024

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diduga terima suap dari perusahaan asal Jerman. Ini tanggapan KKP.

Baca Selengkapnya

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

14 Desember 2023

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

Febriani, Wartawan Tempo juara pertama pada Kategori Cetak pada lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023.

Baca Selengkapnya