Grup Emak-emak Pembongkar Awal Pedofilia Online  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Jumat, 17 Maret 2017 14:09 WIB

Ilustrasi prostitusi online. asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang mengira jika jaringan pedofilia online di grup Facebook diungkap pertama kali oleh sekumpulan ibu rumah tangga. Berkat laporan mereka, akhirnya Subdirektorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menangkap empat orang pengelola dan pendiri akun Facebook Official Loly Candy's 18+ itu pada 9 Maret 2017.

Cerita ini diungkap Michelle Dian Lestari lewat akun Facebook. Michelle tergabung dalam grup Fun-Fun Centilisius bersama teman-teman lain sesama “emak-emak”. “Bermula dari laporan rekan Risrona Talenta Simorangkir di grup Fun-Fun Centilisius bahwa ada grup FB bernama Candy's yang mengumpulkan foto porno anak-anak,” kata Michelle, seperti dikutip dari tulisannya di Facebook, 15 Maret 2017.

Dalam tulisan itu, Michelle bercerita dia dan Risrona sempat berkonsultasi dengan seorang pegiat lembaga swadaya masyarakat. Namun pegiat LSM itu menyarankan dia melaporkan akun tersebut supaya bisa ditutup pihak Facebook.

“Alasannya, membuat laporan ke kepolisian membutuhkan biaya dan prosedur yang tidak sembarangan,” kata Michelle. Michelle dan teman-temannya me-report akun tersebut dan mengirimkan tautan serta screenshot grup tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Akun ini sempat menghilang. Namun, ujar Michelle, hilangnya akun grup tersebut hanya bersifat sementara karena akun baru yang serupa muncul lagi. Melihat hal itu, Michelle dan rekan-rekannya memutuskan menghubungi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat.

“Ternyata ditindaklanjuti dengan cepat,” ucap Michelle. Michelle melaporkan grup itu lewat pesan WhatsApp ke Wahyu. “Yang penting emak-emak cerdas, waspada, dan bersatu. Hidup emak-emak!,” ujar Michelle.

Baca: Pedofilia Online, Berkas Dua Tersangka Dilimpahkan ke Kejaksaan

Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Akad Yusep berharap masyarakat bisa turut berpartisipasi melaporkan jika menemukan akun serupa, baik di media sosial maupun di media lain. "Untuk masyarakat, apabila ada informasi terkait, tolong informasikan hal tersebut karena hal ini prinsip, khususnya berpotensi merusak bangsa," kata Yusep di Mapolda Metro Jaya, Kamis, 17 Maret 2017.

Polisi hingga kini masih terus mengembangkan kasus tersebut. Empat tersangka yang kini masih diperiksa, yaitu Wawan, 27 tahun, SHDW (16), DS (24), dan DF (17). Wawan diketahui juga pernah mencabuli dua anak perempuan.

Wawan pula yang membuat akun Facebook dan grup chatting itu dengan dibantu SHDW sebagai pengelola. Selain Wawan, DF mengaku pernah mencabuli enam orang anak pada 2011. Dua di antaranya adalah keponakannya, sementara sisanya anak tetangganya, yang berusia antara 3 hingga 8 tahun.

Baca juga: Pedofilia Online, Polisi: Tersangka Bisa Bertambah

Dalam grup yang dibentuk Wawan, para anggota diwajibkan mengunggah video atau foto konten baru setiap hari. Jika tidak akan dikeluarkan dari grup. Hingga kini, polisi telah menemukan 600 konten berupa video dan foto dari grup tersebut.

INGE KLARA SAFITRI

Catatan koreksi: Berita ini telah diubah pada paragraf pertama hingga ke lima, Jumat, 17 Maret 2017, pukul 14.48. Mohon maaf atas kesalahan awal tulisan.

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

35 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

37 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

39 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

40 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

42 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

54 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

59 hari lalu

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

59 hari lalu

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya