Hari Air Sedunia, Separuh Warga Jakarta Tak Nikmati Air Bersih

Reporter

Rabu, 22 Maret 2017 15:10 WIB

Penjual air bersih keliling mengantarkan derigen berisi air bersih di kawasan Muara Baru, Jakarta, 21 Maret 2017. Sebagian besar kawasan Muara Baru belum teraliri air PAM, akibatnya warga di kawasan tersebut harus membeli air bersih seharga 4 ribu rupiah per derigen (10 liter) untuk kebutuhan sehari-hari. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Air Sedunia pada 22 Maret diwarnai oleh ketidakadilan terhadap warga miskin kota. Di Jakarta, separuh warganya tidak memperoleh akses pelayanan air bersih. Jumlahnya, menurut PT Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, mencapai 4 juta jiwa.

Wilayah paling parah berada di Kalideres dan Cengkareng, Jakarta Barat; serta Kamal Muara, Penjaringan, hingga Marunda, Jakarta Utara. Air bersih yang dimaksudkan adalah air bebas bakteri dan patogen.

Baca juga:

Satu dari 10 Penduduk Dunia Tak Miliki Akses ke Air Bersih
Dampak Krisis Air Bersih: Satu dari Lima Bayi Meninggal


Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, jutaan warga tersebut memanfaatkan air tanah dan sungai. Padahal, menurut studi Amrta Institute, yang melakukan penelitian air tanah dan sungai di DKI, 93 persen air sungai dan tanah di Jakarta terpapar bakteri Escherichia coli.

Jumlah bakteri tersebut mencapai 2 juta per 100 milimeter kubik air. Batas toleransi bakteri ini hanya 2.000 per 100 milimeter kubik. “Air PAM enggak ada. Air tanahnya bau tak sedap,” kata Misasri, 45 tahun, warga Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, kepada Tempo, pekan lalu.

Misasri harus berjalan kaki sekitar 3 kilometer untuk membeli air bersih dari pedagang air keliling. Harga air bersih per jerikan Rp 2.000.

Cerita Misasri dan ribuan warga lain menunjukkan bahwa pemerintah masih jauh dari memenuhi target bisa menyalurkan air bersih ke seluruh warga pada akhir 2019.

Sampai hari ini, ketika dunia memperingati Hari Air Sedunia, warga Jakarta masih mendapat pasokan air dari sumber yang terbatas.

Sebanyak 81 persen air di Jakarta berasal dari saluran Tarum Barat yang bersumber dari Waduk Jatiluhur. Dari kebutuhan air Jakarta sebanyak 21 ribu liter per detik, PT PAM Jaya baru bisa memasok 18 ribu liter per detik.

Direktur Utama PT PAM Jaya, Erlan Hidayat, mengatakan jumlah pasokan air tak bertambah sejak 1997. Padahal kebutuhan air di Ibu Kota akan melonjak mencapai 25 ribu liter per detik tahun depan.

“Bayangkan kalau jumlah air yang kita kelola masih sama dengan 20 tahun lalu,” kata dia. Kondisi itu diperparah oleh tingkat kebocoran pipa yang mencapai 50,6 persen akibat pipa yang sudah tua dan pencurian.

Warga Jakarta juga mengeluhkan harga air PAM yang mahal, Rp 8.359 per meter kubik. Sekadar perbandingan, harga air di Surabaya Rp 2.800 per meter kubik, tapi cakupan areanya mencapai 95,6 persen penduduk.

“Di Surabaya, pengelolaannya efektif karena tidak melalui perantara swasta,” kata peneliti air dari Amrta Institute, Nila Ardhianie, Selasa, 21 Maret 2017.

Tak cuma Jakarta, Kota Bekasi dan Kabupaten Tangerang mengalami nasib serupa. Sekitar 80 persen dari 2,6 juta warga Kota Bekasi belum mendapatkan pelayanan air bersih. Meski jaringan utama sudah terpasang di sejumlah wilayah utama, seperti Pondok Gede, Mustikajaya, dan Bantargebang, air belum bisa didistribusikan. Adapun di Kabupaten Tangerang, jumlahnya mencapai 74 persen dari 3,3 juta penduduk.

Simak juga:

Setengah Juta Keluarga Indonesia Krisis Air Bersih
2019, Seluruh Penduduk Nikmati Air Bersih


Warga Kota Bogor jauh lebih beruntung. Sudah 85 persen dari 1 juta penduduk Kota Hujan ini sudah tersambung dengan pipa air bersih. Hanya, menurut Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Syaban Maulana, air Sungai Cisadane yang menjadi bahan baku tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga.

Firdaus Ali, peneliti air dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Indonesia, menduga jumlah warga di Jabotabek yang belum mendapatkan pelayanan air bersih jauh lebih tinggi. “Dari data kami, jumlah keluhan pelanggan air berkutat pada ‘hanya dapat angin, bukan air’,” ujar pendiri Indonesia Water Institute itu.

AMRI MAHUB, EGI ADYATAMA (JAKARTA) | ADI WARSONO (BEKASI) | JONIANSYAH HARDJONO (TANGERANG) | SIDIK PERMANA (BOGOR)

Berita terkait

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

12 Mei 2022

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) air dan sanitasi 2022 yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

28 Juni 2019

Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

Perum Jasa Tirta II bekerja sama dengan Korea Water Resources Coperation (K-Water) dalam bidang pengelolaan sumber daya air di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

10 Oktober 2017

Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

Tiga kementerian menandatangani kerja sama untuk melindungi dan mengoptimalkan sumber air lewat fungsi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).

Baca Selengkapnya

Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

1 Oktober 2017

Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua embung baru yakni Embung Rawasari dan Embung Indulung.

Baca Selengkapnya

50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

24 Agustus 2017

50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

Pemerintah Pakistan sangat menaruh perhatian terhadap meningkatnya ancaman racun arsenik yang ditimbulkan dari sumber air.

Baca Selengkapnya

Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

12 Agustus 2017

Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan warga pulaunya enggan mengkonsumsi air minum hasil penyulingan air laut menjadi air tawar.

Baca Selengkapnya

Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

12 Agustus 2017

Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

Dirut PAM Jaya Erlan mengatakan instalasi penyulingan air ini masih milik Kementerian Pekerjaan Umum.

Baca Selengkapnya

Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

12 Agustus 2017

Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

Lurah Ade mengatakan warga dijanjikan air suling sebanyak 80 meter kubik per hari.

Baca Selengkapnya

Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

31 Juli 2017

Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

Air keran di pemukiman, tak semua steril dari racun yang berbehaya bagi tubuh.

Baca Selengkapnya