Sekda DKI: Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Mengkhawatirkan

Reporter

Editor

Ali Anwar

Sabtu, 25 Maret 2017 07:47 WIB

Sekda DKI Saefullah memberikan tambahan hadiah untuk perlombaan panjat pinang berupa 3 buah sepeda dan 1 sepeda motor kepada RT 02 RW 10 Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, 17 Agustus 2016. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan angka pertumbuhan perekonomian Jakarta mengkhawatirkan pada Januari-Februari 2017. Padahal, menurut Saefullah, pertumbuhan ekonomi Jakarta di atas rata-rata nasional dalam dua hingga tiga tahun terakhir. Saefullah menyebutkan, ada dua penghambat utama yang membuat ekonomi Ibu Kota tak stabil.


Pertama, adanya kenaikan tarif dasar listrik dan pajak surat tanda nomor kendaraan (STNK). “Itu yang membuat agak ngerem (pertumbuhan ekonomi) sedikit,” ujar Saefullah usai pengukuhan Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta periode 2017-2020 di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Maret 2017.


Baca: Tarif Listrik Kontribusi Terbesar Inflasi Oktober DKI


Kondisi ini, kata Saefullah, diperparah oleh belum stabilnya harga bahan kebutuhan pokok. “Misalnya, harga cabai yang mencapai angka Rp 120 ribu hingga Rp 140 ribu,” ujar Saefullah.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perkembangan indeks harga konsumen atau inflasi yang dikeluarkan pada 1 Maret 2017, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,33 persen pada Februari 2017. Inflasi terjadi lantaran naiknya harga bahan untuk kelompok sandang. Angka ini lebih kecil ketimbang inflasi pada Januari 2017, yakni 0,99 persen. Sementara inflasi pada Desember 2016 sebesar 0,27 persen.


Advertising
Advertising

Agar pertumbuhan perekonomian membaik pada bulan-bulan berikutnya, Saefullah menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Perusahaan Daerah Pasar Jaya berupaya mengatasi persoalan itu.


Salah satunya dengan membeli alat penyimpan makanan atau food storage. Saefullah mengaku, bahan pokok yang disimpan di food storage memiliki daya tahan selama tiga bulan. Selain itu, ujar Saefullah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperi PD Pasar Jaya dan PD Dharma Jaya telah melakukan survei di Australia.


Tujuannya, mencari tahu bagaimana caranya agar jalur perdagangan daging menjadi lebih efisien. “Kebutuhan pokok lain seperti beras, minyak, cabai, dan bawang, selalu kita kendalikan dengan baik agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di DKI Jakarta,” ucap Saefullah.


Baca juga: Inflasi Januari 2017 Diprediksi Mengencang, Ini Alasannya

Cara lain menumbuhkan ekonomi di Jakarta, kata Saefullah, adalah dengan mempermudah izin pembangunan apartemen. “Kita tarik dari usia perizinan yang panjang menjadi beberapa bulan selesai. Setelahnya, mereka kerja di situ, ada penyerapan tenaga kerja, ada aktivitas, dan ada belanja. Itu akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa,” kata Saefullah.

LANI DIANA | ALI ANWAR

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

16 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

11 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya