TEMPO.CO, Jakarta - Setiap hari, puluhan ribu pengendara melintasi Jalan Komarudin, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Warga yang tinggal di sebelah kiri dan kanan jalan yang menghubungkan Jalan Raya Bekasi dengan Jalan Raya Penggilingan tersebut banyak yang tidak tahu asal-usul nama tersebut. “Jalan Komarudin diambil dari nama pejuang Cakung yang gugur ditembak tentara Sekutu-Inggris dalam revolusi 1945," kata Ketua RW 05, Penggilingan, Acep Riyadi, Kamis lalu.
Dari cerita para tokoh masyarakat Cakung, Acep mengetahui Komarudin merupakan seorang pemuda asli Cakung yang memiliki keberanian melawan tentara Sekutu-Inggris. "Dia yang mempertahankan daerah sini, dari Ujung Karawang sampai Buaran," ujar Acep, 45 tahun, yang putra asli Cakung itu.
Komarudin gugur terkena hantaman mitraliur tentara Sekutu. "Dikuburnya juga di sini," kata Acep, menunjuk Jalan Komarudin. Namun, belakangan kerangkanya dipindahkan keluarganya ke permakaman. "Keluarganya juga sudah tidak ada yang tinggal di sini lagi," kata dia.
Setelah Cakung, Cilincing, dan sebagian Pondok Gede—yang sebelumnya bagian dari wilayah Kabupaten Bekasi—masuk wilayah DKI Jakarta pada 1976, jalan yang semula bernama Jalan Swadaya dan Jalan Pisangan Bulak itu diganti menjadi Jalan Komarudin pada 1988. Warga Cakung juga mengabadikan nama Komarudin sebagai nama kompetisi sepak bola, yakni Komarudin Cup.
Seorang cucu Komarudin, Iskandar Syah, mengatakan dari cerita lisan dan buku Bekasi Dibom Sekutu karya sejarawan Ali Anwar, dia mengetahui Komarudin merupakan seorang dari 25 orang pemuda pejuang yang meninggal saat bertempur melawan Sekutu di Cakung pada 29 November 1945.
Saat itu, kata dia, tentara Sekutu hendak mengambil 26 pasukannya yang ditawan di tangsi polisi Bekasi. Mereka merangsek menggunakan satu batalion infanteri dibantu artileri, tentara Punjab ke-1/16, Squadron Kavaleri FAVO ke-11, Pasukan Perintis ke-13, Pasukan Resimen Medan ke-37, dan Detasemen Kompi Medan ke-69. Namun, Sekutu tak bisa menembus Bekasi, karena ditahan para pejuang di Cakung. Komarudin dan rekan-rekannya sempat melontarkan granat, sehingga menewaskan beberapa tentara Sekutu.
"Tentara Sekutu marah, menembaki para pejuang, dan membakar rumah-rumah rakyat menggunakan bom-bom pembakar," kata dia. Sedikitnya 13 pejuang gugur, termasuk dua jagoan Cakung, Komarudin dan Naif. “Jalan Komarudin merupakan saksi sejarah kegigihan pejuang Cakung," katanya.
AFRILIA SURYANIS
Berita terkait
Heru Budi Hartono Puji Sumur Resapan Cegah Banjir Food Station, Libatkan ITB
4 Januari 2023
Muhammad Anwar mengatakan sumur resapan yang dibangun Pemerintah Kota berbeda dengan yang dibangun Dinas Sumber Daya Air (SDA).
Baca SelengkapnyaDBD Mengancam di Musim Hujan, Pemkot Jakarta Timur Ajak Warga Waspada
25 November 2022
Pemerintah Kota Jakarta Timur mengimbau seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi demam berdarah dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaPerubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun
25 September 2022
Wagub DKI Riza Patria mengatakan rencana perubahan nama jalan di Jakarta sudah disusun, tapi belum bisa diumumkan
Baca SelengkapnyaRencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak
16 September 2022
Anggota DPRD DKI Agustina Hermanto alias Tina Toon menerima aduan warga yang menolak perubahan nama jalan di Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaPerubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI
16 Juli 2022
Wagub DKI Jakarta Riza Patria berharap masalah perubahan nama jalan ini dibicarakan baik-baik dengan DPRD DKI tanpa perlu menggelar pansus
Baca SelengkapnyaPemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga
3 Juli 2022
Pemkot Jakpus bakal mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW yang terdampak perubahan nama jalan
Baca SelengkapnyaDampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego
26 Juni 2022
Hardiyanto Kenneth meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertanggungjawab atas dampak sistemik yang ditimbulkan dari perubahan nama 22 jalan.
Baca SelengkapnyaRumah Kaca di Tiap Kecamatan, Target Pemerintah Kota Jakarta Timur
4 Juni 2021
Diah yakin jika ada contoh budi daya tanaman seperti budi daya di rumah kaca, masyarakat juga akan mengikuti.
Baca SelengkapnyaHari Lingkungan Hidup Sedunia, Jakarta Timur Gelar Tanam Serentak
4 Juni 2021
Diah berharap momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia dapat meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga lingkungan.
Baca SelengkapnyaTangani Banjir, Pemerintah Kota Jakarta Timur Koordinasi dengan Bekasi
10 Maret 2021
Anwar mengatakan bahwa masalah administrasi terkadang menjadi salah satu penghambat pemerintah daerah dalam menangani banjir.
Baca Selengkapnya