Penjualan Bunga Melonjak

Reporter

Editor

Senin, 23 Oktober 2006 15:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Lebaran dua kali datang, penjualan bunga di pasar bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, meningkat tajam. Keuntungan pada pedagang meningkat tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. Harga berbagai jenis bunga yang dijual di pasar tersebut naik tiga kali lipat. Bunga sedap malam misalnya, dari harga Rp 10 ribu per sepuluh batang, menjadi Rp 30 ribu. Sedangkan bunga Crysant naik menjadi Rp 25 ribu per sepuluh batang dari harga Rp 7000. Ade (20), salah seorang pedagang, mampu menangguk untung Rp 4,5 juta dalam semalam. "Saya jual 1000 batang sedap malam tadi malam," katanya. Keuntungan masih akan terus bertambah mengingat nanti malam pembeli masih tetap banyak yang datang. "Perkiraan saya, nanti malam akan laku 1000-1500 batang sedap malam," katanya. Bukan hanya Ade yang menangguk untung karena lebaran yang datang dua kali. Agus (39), pedagang asal Serang, mengaku sudah menjual bunga Crysant sebanyak 750 batang. "Pendapatan saya dalam satu malam mencapai Rp 3 juta," katanya. Namun, para pedagang khawatir pangsa pasar penjualan bunga di Rawa Belong akan menurun seiring dengan maraknya toko-toko bunga modern. "Tahun ini jauh menurun bila dibandingkan tahun lalu," kata Ade. Menurutnya, penurunan itu disebabkan karena banyak toko bunga yang memiliki peralatan lebih modern dan tempat belanja yang lebih nyaman. "Saya berharap Mal bunga di depan pasar ini segera dioperasikan secepatnya," kata Agus. NININ DAMAYANTI

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

5 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

5 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

7 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

7 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

18 hari lalu

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

PT PLN (Persero) mengklaim sukses menyediakan pasokan listrik andal selama periode siaga Ramadan dan Idul Fitri 1445.

Baca Selengkapnya

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

19 hari lalu

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.

Baca Selengkapnya

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

21 hari lalu

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

Ratusan narapidana korupsi mendapat remisi Idul Fitri termasuk Setya Novanto dan Djoko Susilo.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

21 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

22 hari lalu

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

22 hari lalu

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

Ketua PBNU Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi meminta polemik soal gelar habib dihentikan. Sudah mengarah jadi politisasi SARA.

Baca Selengkapnya