Para santri dan pelayat menggotong peti jenazah KH Hasyim Muzadi saat akan dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Jawa Barat, 16 Maret 2017. Mantan Ketua Umum PBNU yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut wafat pada Kamis (16/3) pagi, setelah sempat dirawat di ruang ICU Rumah sakit Lavalette, Malang. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta -Keluarga pimpinan Pondok Pesantren Al Hikam Hasyim Muzadi mengadakan zikir tahlil 40 hari wafatnya mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama itu di Masjid Al Hikam, Depok, Ahad, 23 April 2017.
“Rangkaian kegiatan itu untuk mendoakan almarhum,” kata Direktur Kulliyatul Qur'an Al-Hikam, Arif Zamhari.
Sebelum bertahlil, pesantren membedah buku tentang sosok Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres) Joko Widodo itu. "Tujuan tahlil ini agar semua ibadah diterima dan dosa-dosanya diampuni," kata Arif.
Empat buku menampilkan sosok Hasyim. Keempat buku itu biografi KH. A. Hasyim Muzadi Ngaji Hidup Mengasah Kehidupan yang ditulis almarhum A. Millah Hasan, Dakwah bil Hikmah -- Reaktulaisasi ajaran Wali Songo Perjuangan dan Pemikiran KH. Hasyim Muzadi, yang ditulis Sofiuddin.
Selain itu, buku Islam Moderat untuk Perdamaian Global dan buku berjudul Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial dan Bahaya Islam Trans Nasional yang ditulis Tim Watimpres. "Kami berharap buku itu bisa berguna bagi rakyat Indonesia, yang mau mengetahui pemikiran dan perjuangan Abah (Hasyim)," ucap Arif.
Rangkaian tahli 40 hari Hasyim, dimulai sejak Sabtu, 22 April 2017. Kegiatan dimulai dengan Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Hikam.