Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Sandiaga Uno saat berkunjung ke Kantor Tempo, Jakarta, 21 April 2017. TEMPO/Fardi Bestari
TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya tindakan persekusi yang terjadi di Jakarta, menarik perhatian berbagai kalangan. Salah satu yang paling banyak dibicarakan, yakni tersebarnya video seorang remaja PMA, 15 tahun, yang diinterogasi dan dipaksa meminta maaf. PMA dituduh menghina pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Syihab, dalam akun media sosialnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno, menyesalkan maraknya tindakan persekusi yang terjadi. Saya sepakat dengan sikap dari para petinggi negeri ini. Mereka menolak dengan tegas tindakan ini. "Termasuk dengan Pak Djarot yang ikut menolak," ujar Sandi di Graha Sucofindo, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu, 4 Juni 2017.
Persekusi, menurut Sandi, tidak ada ruang dilakukan di Jakarta. Polisi harus mengambil tindakan terkait dengan maraknya kasus yang muncul. "Kita harus tindak tegas," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan Indonesia merupakan negara hukum. Sehingga apa pun tindakan yang melanggar hukum sebaiknya diselesaikan melalui proses hukum dan tidak main hakim, termasuk terkait dengan konten media sosial yang dianggap menyinggung suatu kelompok atau golongan.
"Kalaupun ada yang tidak menyenangkan unggahannya, laporkan kepada kepolisian. Jangan main hakim sendiri. Itu contoh tidak baik bagi siapa pun itu dan harus ditindak tegas kepolisian," tutur Djarot.