Saefullah Klaim Laporan Keuangan DKI Tahun Ini Lebih Baik  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 5 Juni 2017 20:47 WIB

Sekretaris Daerah DKI Saefullah bersama calon Gubernur DKI dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, di kantor Pemprov DKI, Jakarta, 12 Agustus 2016. Tim Media Centre Sandiaga

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menilai audit laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Provinsi DKI Jakarta tahun anggaran 2016 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini wajar dengan pengecualian (WDP) terhadap laporan keuangan tersebut.

"Tahun ini, substansi soal aset jauh lebih berkurang. Dari segi keuangan, enggak ada masalah," ujar Saefullah di Balai Kota, Senin, 5 Juni 2017.

Sama seperti beberapa tahun belakangan, BPK masih menemukan permasalahan signifikan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dengan aset tetap, piutang pajak, dan piutang lain. Sehingga hal tersebut berdampak pada kewajaran penyajian laporan keuangan.

Ada beberapa hal yang dicatat BPK, yang dinilai bermasalah, di antaranya sistem informasi aset belum mendukung pencatatan aset sesuai dengan standar akuntansi. Kemudian inventarisasi aset belum selesai serta data kartu inventaris barang tidak informatif dan tidak valid.

Selain itu, BPK menemukan masih ada penyusutan aset yang tidak didukung kertas kerja penyusutan. Pemprov DKI juga mencatat aset tanah yang sama, tapi dicatat pada tiga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berbeda, dan ada pula yang dicatat pada dua SKPD berbeda.

BPK juga menemukan aset tanah yang belum dicatat. Ada yang dicatat, tapi BPK melihat aset tersebut tanpa informasi lokasi dan sertifikat tanah. Kemudian aset peralatan dan mesin tidak didukung dengan data rincian.

Baca: Djarot Prediksi Jakarta Dapat Opini WDP Lagi dari BPK

Menurut Saefullah, persoalan aset sebetulnya sudah terjadi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak lama. Karena itu, ia menilai masalah aset yang dicatat BPK merupakan akumulasi catatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta tengah membentuk badan aset dan membuat sistem pencatatan aset digital atau e-asset.

"Sejak DKI ada, asetnya tidak dicatat dengan baik dan akan kami selesaikan sekarang. Catatan BPK ini merupakan akumulasi dari tahun nol," ucapnya.

Badan aset kini dipecah dari badan keuangan menjadi Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD). Sebelumnya, pencatatan aset masuk ke Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD). Menurut Saefullah, beberapa SKPD sudah menunjukkan perkembangan signifikan.

"Sekarang masuk tingkat kelurahan dan kecamatan. Seluruh asetnya masuk, dapat kode aset masing-masing. Supaya tidak hilang, supaya kalau digugat bisa kami perangi," katanya.

LARISSA HUDA

BPK

Berita terkait

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

3 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

38 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

41 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

41 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

41 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

42 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

42 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

42 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

43 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

46 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya