Andreas Aditya: Solusi Anti Macet lewat Nebengers

Reporter

Sabtu, 24 Juni 2017 03:00 WIB

Ilustrasi kemacetan Jakarta. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan sosial untuk saling memberi tumpangan kendaraan, Nebengers, masih eksis di tengah populernya layanan tranportasi online saat ini. Ada sekitar 80 ribu anggota komunitasnya dan setiap minggunya ada 150 kendaraan pribadi yang aktif di aplikasi Nebengers.

Artinya dalam setahun ada sekitar 8.000 perjalanan menggunakan konsep berbagi tumpangan ini. “Dan ternyata ada kondisi dimana kami bisa diandalkan yakni saat mudik dan kebutuhan week-end untuk pulang pergi ke luar kota,” kata pendirinya, Andreas Aditya Swasti.

Nebengers kini dikelola lima anak muda diantaranya Andreas, seorang pegawai bagian IT di sebuah perusahaan swasta. Gerakan ini berawal pada 2011 lalu ketika Andreas sadar betul bahwa penyebab kemacetan di Jakarta adalah pertambahan jumlah kendaraan yang terlalu banyak dibandingkan pertumbuhan panjang jalan yang ada.

Kemudian dia berpikir bagaimana agar bisa sampai di tujuan tanpa membawa kendaraan pribadi dan tak perlu naik angkutan umum yang kadang tidak nyaman. Jawabannya adalah ‘nebeng’. “Menumpang kendaraan pribadi orang lain yang satu arah dengan kita,” katanya.

Pria berusia 30 tahun ini pun memulai idenya dengan membuat akun Twitter yang diberi nama Nebengers pada tahun itu. Lewat akun ini, orang bisa mencari tebengan yang searah dengannya. Pun sebaliknya, pengguna bisa menawarkan kendaraannya untuk ditumpangi orang lain yang searah dengannya. Tebeng menebeng ini tentu saja dilakukan atas kesepakatan bersama.

Nebengers pun mulai diminati, terutama oleh warga Jakarta dan Bandung. Konsep ini dianggap cocok untuk mereka yang perlu berpergian diantara dua kota itu setiap akhir pekan. Saat ini, Nebengers pun menjadi alternatif sarana transportasi di musim mudik.

Nebengers berkembang bukan lagi sekadar menumpang kendaraan orang lain, tapi telah menjadi komunitas dimana bisa saling berbagi juga dengan yang membutuhkan. Komunitas ini juga membuka pintu pertemanan baru. Karena bukan hanya menumpang sampai ke tempat tujuan, pertemuan antar pengguna Nebengers bisa berlanjut ke pertemuan-pertemuan berikutnya.

Baca: Pemilihan Tokoh Metro 2016

NINIS CHAIRUNNISA

Berita terkait

9 Tokoh Koran Tempo, Budi Setyarso: Jakarta Makin Bersahabat

31 Juli 2017

9 Tokoh Koran Tempo, Budi Setyarso: Jakarta Makin Bersahabat

Budi mengatakan, di tengah lautan berita negatif, pemilihan 9 Tokoh Metro seperti oase dengan pemberitaan positifnya, karena memberi manfaat.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Guido Quiko: Penjaga Warisan Musik Tugu  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Guido Quiko: Penjaga Warisan Musik Tugu  

Guido Quiko terpilih menjadi satu dari sembilan Tokoh Metro
2017 karena dinilai mampu mempertahankan seni Keroncong Tugu.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Roberts dan Dedi: Bukan Sekadar Latihan Sirkus  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Roberts dan Dedi: Bukan Sekadar Latihan Sirkus  

Tim juri Tokoh Metro 2017 menilai, Roberts dan Dedi berhasil
menanamkan pemahaman kepada anak-anak kaum marjina tentang
pentingnya pendidikan.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Ratna Habsari: Agar Gembira di Usia Senja

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Ratna Habsari: Agar Gembira di Usia Senja

Ratna dinilai layak menjadi Tokoh Metro 2017 karena telah menciptakan cara unik dan kreatif untuk membantu para lansia.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Wida dan Hendro: Berbagi Gizi dengan Kaum Papa  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Wida dan Hendro: Berbagi Gizi dengan Kaum Papa  

Pasangan suami istri itu layak mendapat penghargaan Tokoh
Metro 2017 atas keberpihakan mereka terhadap kaum miskin.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Lita Anggraini: Perlindungan buat PRT  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Lita Anggraini: Perlindungan buat PRT  

Lita Anggraini mendapat anugerah Tokoh Metro 2017 karena
peranannya dalam mengupayakan perlindungan konstitusional
bagi pembantu rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Dissa Syakina: Tunarungu Tak Perlu Menganggur  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Dissa Syakina: Tunarungu Tak Perlu Menganggur  

Dissa Syakina Ahdanisa mendapat penghargaan Tokoh Metro 2017
karena dinilai mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk
kaum difabel.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Donny Pradhana: Kompos dan Bibit dalam Polybag  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Donny Pradhana: Kompos dan Bibit dalam Polybag  

Donny Pradhana mendapatkan anugrah Tokoh tempo 2017 karena
dinilai berhasil mengedukasi masyarakat di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Guntoro: Lingkungan Nyaman di Tepi Ciliwung  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Guntoro: Lingkungan Nyaman di Tepi Ciliwung  

Kegigihan Guntoro untuk memelopori perubahan di Kampung
Tongkol dan Kampung Lodan menarik perhatian juri Tohoh Metro
2017.

Baca Selengkapnya

Tokoh Metro 2017, Rohim: Tempat Paku Bukan di Jalanan  

31 Juli 2017

Tokoh Metro 2017, Rohim: Tempat Paku Bukan di Jalanan  

Rohim bin Sarman dinobatkan sebagai Tokoh Metro 2017 karena
dianggap sebagai pelopor penyapu ranjau paku di jalan raya.


Baca Selengkapnya