TEMPO.CO, Jakarta - Koran Tempo kembali memilih dan menobatkan Tokoh Metro. Ajang ini digagas untuk mengapresiasi orang-orang yang berjasa memantik perbaikan di berbagai bidang kehidupan masyarakat Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Mereka, dengan cara unik dan kreatif, telah membantu pemerintah mengatasi persoalan dan membuat wajah kota menjadi lebih ramah. Salah satu penerima penghargaan itu adalah Ratna Habsari Marsoedi.
Sebagai orang yang sudah berusia di atas 60 tahun, Ratna Habsari kadang merasa sunyi dan sendiri. Apalagi jika anak dan cucu tinggal terpisah. Kondisi inilah yang mengilhaminya untuk mendirikan Posbindu Dahlia Senja. Dalam kelompok itu dia mengajak para sepuh untuk bermain, bernyanyi, dan makan bersama.
“Di usia senja, orang lebih sensitif. Perlu cara-cara yang tepat untuk menghilangkan kejenuhan mereka. Meski sekadar makan bersama, seperti anak TK," ujar Ratna, terkekeh, Sabtu, 22 Juli 2017, di kawasan Taman Putri Kerta Bumi, Kelurahan Limo, Depok.
Posbindu--singkatan dari Pos Pembinaan Terpadu--mulanya merupakan kelompok ibu-ibu anggota pengajian di RW 4 Kelurahan Limo. Jumlah anggotanya saat itu hanya 20 orang. Aktivitas mingguan itu belakangan dianggap belum menjawab kebutuhan mereka dalam berinteraksi. Pada 2009, Ratna mengajak rekan-rekannya menciptakan sejumlah kegiatan tambahan, seperti vokal grup dan kasidah.
Perlahan kegiatan Posbindu bertambah. Tenaga medis dari pusat kesehatan masyarakat setempat memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, seperti pengukuran tekanan darah, pelayanan tes gula darah, kolesterol, dan pengobatan ringan lainnya. Belakangan, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional, Jakarta, turut membantu.
Ratna merelakan teras belakang rumahnya dijadikan tempat berkumpul. Di tempat itu para lansia membuat kerajinan tangan dari kertas koran bekas. Kotak tisu, vas bunga, dan dudukan perabot buatan mereka sering diikutsertakan dalam pameran.
Ada kalanya mereka berjalan kaki keliling kampung. Nanti menjelang siang, mereka santap bersama dengan bekal masing-masing di taman. “Sebenarnya ini cara agar merasa dekat lingkungan sekitar,” kata Ratna.
Baca: Tokoh Metro 2017, Dissa Syakina: Tunarungu Tak Perlu Menganggur
Sabtu dua pekan lalu, mereka mengadakan senam bersama di Taman Putri Kerta Bumi, Kelurahan Limo. “Dulu di halaman kelurahan. Tapi kapasitasnya sudah tidak mampu lagi menampung anggota yang terus bertambah,” kata Ratna. Sekarang anggota Posbindu 130 orang. Senam merupakan kegiatan rutin setiap akhir pekan.
Sesekali Ratna mengajak rekan-rekannya menyanyi bersama dengan iringan gitar yang ia mainkan sendiri. Tempo menyaksikan betapa para orang tua itu bersemangat melantunkan lagu berjudul Go Green, Bumiku Bumimu, dan Mars Lansia. Ketiga lagu itu ciptaan Ratna.
Perhatian Ratna terhadap lansia tak lepas dari pengalamannya membantu kegiatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bersama suaminya, Marsoedi Soejak. Menurut dia, bonus demografi berpotensi menciptakan sejumlah besar kelompok orang tua tak produktif di masa depan. “Sebelum meninggal, suami saya berpesan agar memperhatikan lansia,” ujarnya, mengenang.
Baca: Tokoh Metro 2017, Guntoro: Lingkungan Nyaman di Tepi Ciliwung
Fatimah Sunarto, 68 tahun, mengaku lebih merasa hidup sejak berbaur dengan Posbindu Dahlia. Sejak bergabung enam tahun lalu, pensiunan tenaga ahli Perusahaan Listrik Negara itu tak lagi merasa kesepian. Kegiatan Posbindu membuatnya lebih produktif. “Suami saya sudah tidak ada, anak saya juga sudah berkeluarga semua,” ujarnya.
Kegiatan untuk kaum sepuh yang dirintis Ratna ini mendapat apresiasi dari tim juri Tokoh Metro 2017. Juri menilai perempuan 65 tahun itu layak mendapat penghargaan.
Biodata
Nama: Ratna Habsari Marsoedi
Tempat dan tanggal lahir: Solo, 14 Januari 1952
Pendidikan: Sarjana Muda Jurusan Kimia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Solo
Profesi: guru SMK 1 Solo (1974-1975)
TIM KORAN TEMPO