Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menjawab pertanyaan awak media usai menggelar acara halal bihalal di Balai Kota, Jakarta, 3 Juli 2017. TEMPO/Yovita Amalia
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai rencana pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan tidak begitu berdampak bagi Jakarta. Menurut Djarot, hal tersebut justru akan meratakan pembangunan Indonesia sehingga tidak semuanya berpusat di Jakarta.
"Kalau seumpama seperti itu (ibu kota dipindah), malah lega kita," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juli 2017.
Djarot mengatakan ibu kota negara idealnya harus sebagai kota pemerintahan. Menurut Djarot, Jakarta merupakan kota yang serba ada "Sebagai kota yang segalanya ada, kita menjadi kota pemerintahan, kota dagang, kota industri, kota pendidikan, dan kota wisata, campur jadi satu," ucapnya.
Djarot menyebut hal serupa bisa diterapkan di Jakarta, seperti Belanda yang ibu kotanya di Amsterdam, namun pemerintahannya di Kota Denhaag. Namun Djarot kembali mempertanyakan waktu pemindahan ibu kota. Djarot mengatakan rencana tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar. "Tapi permasalahannya apa iya dalam waktu dekat bisa dipindah ke Palangkaraya?” ucapnya.
Pemindahan ibu kota dikemukakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro. Kajian tersebut ditargetkan akan selesai pada akhir 2017.
Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI
14 Januari 2024
Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI
Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.