Alasan Gubernur Djarot Mengganti Bupati Kepulauan Seribu

Reporter

Rabu, 12 Juli 2017 05:23 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bersalaman dengan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam acara halal bihalal di Balai Kota, Jakarta, 3 Juli 2017. Selain halal bihalal Djarot juga memberikan arahan kepada para pejabat di lingkungan pemerintah provinsi DKI Jakarta. TEMPO/Yovita Amalia

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan merotasi posisi Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Budi Utomo dan Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi. Perombakan menjadi salah satu bagian dari rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan merombak sejumlah pejabat eselon dua dalam waktu dekat.

Djarot mengatakan, ada alasan khusus mengapa akhirnya dua pejabat eselon dua tersebut harus dimutasi. Menurut Djarot, ia sengaja mengganti posisi Budi Utomo lantaran ia sudah menghabiskan waktu yang lama di pulau. Sebelum menjadi bupati, Budi Utomo sempat menjabat sebagai Wakil Bupati Kepulauan Seribu.

"Bupati Kepulauan seribu sudah lama sekali di sana. Ini untuk penyegaran. Artinya dia akan dimutasi di darat. Di laut kan sudah lama," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Selasa, 11 Juli 2017.

Sementara itu, hal serupa juga terjadi pada Wahyu Haryadi. Menurut Djarot, posisi Wahyu juga sudah saatnya diganti karena sebelumnya dia sudah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Jakarta Utara menggantikan Rustam Effendi yang mengundurkan diri. "Perlu ada penyegaran. Itu saja. (Posisi) mutasinya nanti. Enggak saya sebutkan di sini," ujar Djarot.

Untuk penggantian dua posisi tersebut, Djarot mengatakan masih harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Kemarin, dua calon pengganti bupati dan wali kota tersebut telah menjalani uji kepatutan di DPRD.

Mereka adalah Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Irmansyah untuk calon Bupati Kepulauan Seribu dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Husein Murad untuk calon Wali Kota Jakarta Utara.


"Untuk wali kota dan bupati 'kan perlu mendapatkan persetujuan dari DPRD. Kami perlu laporkan untuk rekomendasi, kalau enggak ya kami jalan terus," ujar Djarot.

Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan rotasi dalam jajaran eselon di pemerintahan adalah hal yang wajar terjadi. Menurut dia, eksekutif memiliki alasan dan kewenangan dalam menentukan para pembantunya. Sementara itu, DPRD bertugas untuk menguji kepatutan calon yang diajukan oleh eksekutif.

"Kami hanya fit and proper test saja, bertanya kepada mereka soal kesanggupan dan kemampuan mereka. Kalau tidak bisa, ya akan kami tolak," ujar Prasetio.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

31 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

37 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

15 Januari 2024

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

Tiga berita Top 3 Metro tentang laporan awal dana kampanye di DKI Jakarta hingga sejumlah kasus tagihan pelanggan PLN.

Baca Selengkapnya

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

14 Januari 2024

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.

Baca Selengkapnya

Bendera Palestina Berkibar di Balai Kota Oslo

29 November 2023

Bendera Palestina Berkibar di Balai Kota Oslo

Balai kota Oslo mengibarkan bendera Palestina untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina

Baca Selengkapnya

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo-Orba, Gerindra: Kalau Positif, Mungkin Saja

5 November 2023

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo-Orba, Gerindra: Kalau Positif, Mungkin Saja

Ihwal tudingan Prabowo-Gibran adalah pasangan Neo-Orba, Habiburokhman Gerindra mengatakan memiliki sikap politik untuk menolak kampanye negatif.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Berkicau di X, Singgung Kawan Lama Jadi Lawan Baru

4 November 2023

Puan Maharani Berkicau di X, Singgung Kawan Lama Jadi Lawan Baru

Puan Maharani menyinggung tentang kawan lama yang menjadi lawan baru. Gibran Rakabuming Raka?

Baca Selengkapnya

Respons Elite PDIP Terhadap Manuver Jokowi dan Gibran, Apa Kata Hasto Kristiyanto dan Masinton Pasaribu?

2 November 2023

Respons Elite PDIP Terhadap Manuver Jokowi dan Gibran, Apa Kata Hasto Kristiyanto dan Masinton Pasaribu?

Hasto Kristiyanto, Masinton Pasaribu, Adian Napitulu, Djarot Saiful Hidayat mengomentari manuver Jokowi dan Gibran. Ini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Djarot Saiful Klaim PDIP di Garis Terdepan Menolak Politik Dinasti

31 Oktober 2023

Djarot Saiful Klaim PDIP di Garis Terdepan Menolak Politik Dinasti

PDIP, kata Djarot, membatasi kadernya untuk menjadi pejabat publik maksimal tiga orang untuk setiap keluarga.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Jokowi Bertemu 3 Capres, Djarot PDIP Harap Instrumen Kekuasaan Tak Digunakan Memihak Satu Kandidat

30 Oktober 2023

Tanggapi Jokowi Bertemu 3 Capres, Djarot PDIP Harap Instrumen Kekuasaan Tak Digunakan Memihak Satu Kandidat

Djarot PDIP meyakini Jokowi akan berdiri di atas semua dan tidak memihak salah satu kandidat.

Baca Selengkapnya