Pengemudi bus Transjakarta melakukan uji coba rute busway yang menghubungkan Koridor 13 Tendean-Ciledug di Jakarta, 9 Juli 2017. Ujicoba tersebut untuk memberikan kesiapan pengemudi dan petugas melayani penumpang. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - BNI Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan untuk 300 bus mitra Transjakarta sebesar Rp 168 miliar. Fasilitas pembiayaan diberikan kepada mitra Transjakarta untuk membeli bus sedang dengan jangka waktu 7 tahun dan maksimum pembiayaan sebesar Rp 562 juta.
PT Transjakarta menggandeng BNI Syariah untuk kerja sama pembiayaan pembelian bus mitra Transjakarta. Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan kerja sama itu dilatarbelakangi adanya penugasan kepada Transjakarta untuk merevitalisasi angkutan umum di Jakarta.
"Bicara revitalisasi, juga bicara pengadaan dan pembiayaan. Terima kasih BNI Syariah bisa membantu pengadaan bus dengan tenor cukup panjang," kata Budi di Balai Kota DKI, Selasa, 18 Juli 2017.
Dalam program revitalisasi itu, pengusaha operator perorangan yang sudah menjadi mitra Transjakarta akan terlibat dalam program revitalisasi melalui skema pembiayaan investasi unit kendaraan bus sedang dari BNI Syariah dengan akad murabahah (jual-beli) nonriba.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan total penyaluran pembiayaan diberikan kepada 300 unit mitra. "Semoga dengan adanya kerja sama dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan transportasi yang aman dan nyaman," ujar Abdullah.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menuturkan kerja sama tersebut dapat membantu pengusaha bus sedang dalam menyediakan bus yang laik, aman, dan nyaman. Sebab, kata dia, pemerintah DKI konsisten melakukan revitalisasi sistem transportasi massal di Ibu Kota. Sehingga pengusaha bus harus didorong untuk aktif berpartisipasi dalam manajemen Transjakarta
"Karena sistem transportasi Jakarta harus tunggal untuk kendaraan bus, harus didorong. Kalau jalan sendiri dan bersaing dengan transportasi lebih modern, akan gulung tikar," kata Djarot.