Tokoh Metro 2017, Donny Pradhana: Kompos dan Bibit dalam Polybag
Editor
Suseno TNR
Senin, 31 Juli 2017 15:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Koran Tempo kembali memilih dan menobatkan Tokoh Metro. Ajang ini digagas untuk mengapresiasi orang-orang yang berjasa memantik perbaikan di berbagai bidang kehidupan masyarakat Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Mereka, dengan cara unik dan kreatif, telah membantu pemerintah mengatasi persoalan dan membuat wajah kota menjadi lebih ramah. Salah satu penerima penghargaan itu adalah Donny Pradhana.
Donny memelopori Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon di Kota Bekasi. Gerakan ini berawal dari kerisauannya atas kebersihan permukiman tempat tinggalnya. Kemudian muncul gagasan untuk mengedukasi para tetangga untuk mengatasi persoalan sampah daun. Pada 2005, Donny mengajak kaum ibu untuk membuat kompos. Mereka membagikan hasilnya kepada warga Pekayon Indah dalam polybag yang diisi bibit sayuran. “Agar masyarakat mau memakai lahan sempitnya untuk bertani,” katanya.
Baca: Tokoh Metro 2017, Rohim: Tempat Paku Bukan di Jalanan
Gerakan cinta lingkungan ini perlahan mendapat sambutan dari masyarakat. Empat tahun kemudian, Donny dan rekan-rekannya mendirikan Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon. Bantuan mulai berdatangan sejak itu. Sementara sebelumnya mereka hanya mengandalkan dana swadaya masyarakat, kini mulai ada penyumbang. Beberapa perusahaan di sekitar perumahan memberikan bibit pohon buah-buahan yang lalu mereka bagikan kepada penghuni kompleks.
Kini Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon memiliki beberapa unit kerja. Mereka menggarap mulai dari bank sampah, pemberdayaan masyarakat, hingga rumah baca.
Donny tak menyangka gerakan mereka kini memberikan banyak manfaat. Saat menjadi ketua RT di perumahan itu pada 1986, dia mempekerjakan dua bocah pemulung untuk mengumpulkan serta memilah sampah organik dan anorganik. Setelah itu, sampah dibuang. Selesai. Sekarang mereka mengelola sendiri sampahnya di dalam sebuah bangunan 21 meter persegi, menggunakan tiga mesin pencacah dan alat pembuat kompos.
Ada sekitar 1.000 keluarga dari empat rukun warga di perumahan itu yang sampah organiknya diolah oleh Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon. Dalam satu bulan, Yayasan menghasilkan sekitar satu sampai dua ton kompos. “Pengolahan kompos biasanya dilakukan Senin-Jumat,” ujar Donny, yang didaulat menjadi juru bicara Yayasan.
Pemerintah Kota Bekasi berharap Donny dan kelompoknya dapat membawa kota itu meraih penghargaan lingkungan. “Kalau seluruh kelurahan menirunya, saya yakin kami bisa memenangi Adipura,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Lutfi. Dia ingin seluruh kelurahan meniru gerakan yang diprakarsai Donny dan rekan-rekannya itu.
Baca juga: Tokoh Metro 2017, Guntoro: Lingkungan Nyaman di Tepi Ciliwung
Sebaliknya, Donny malah khawatir akan keberlanjutan yayasannya. Saat ini hampir semua pengurus berusia di atas 50 tahun. “Para remaja dan pasangan muda hanya fokus pada pekerjaan masing-masing,” ujarnya.
Kerja keras Donny untuk mengedukasi penduduk di lingkungan tempat tinggalnya ternyata menarik perhatian tim juri Tokoh Metro 2017. Namanya pun muncul dalam daftar 35 nominator peraih penghargaan. Dalam proses seleksi selanjutnya, nama Donny bertahan dan muncul sebagai pemenang bersama 8 nominator yang lain.
Biodata
Nama: Donny Pradhana
Tempat dan tanggal lahir: Malang, 20 September 1956
Pendidikan: D3 Akademi Grafika Jakarta
Status pekerjaan: Pensiunan pegawai swasta
Status keluarga: Satu istri dan tiga anak
TIM KORAN TEMPO