Skytrain Bandara Soekarno-Hatta mulai diujicoba pertama kali, 15 Agustus 2017. Skytrain akan melayani terminal 2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta. Tempo/Joniansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati Layanan Publik Agus Pambagyo mempertanyakan desain terminal Skytrain Bandara Soekarno-Hatta yang tidak sesuai dengan rencana awal. Kereta tanpa awak itu berada di dalam terminal (airside) bukan di luar terminal (landside). "Sangat disayangkan, ini menyangkut keamanan dan optimalisasi kemudahan layanan," kata Agus saat dihubungi Tempo, Rabu, 16 Agustus 2017.
Berada di luar terminal, ujar Agus, penumpang akan naik Skytrain setelah menggunakan Kereta Api Bandara atau turun dari mobil, taksi dan belum memegang boarding pass." “Naik Skytrain dengan tentengan banyak, siapa saja bisa ikut, apa bedanya sama bus?”
Jika sama saja dengan naik bus, ia menilai Skytrain tidak menarik bagi penumpang. “Mending bawa mobil saja."
Agus mengatakan penumpang Skytrain di Bandara Incheon, Changi, dan JFK adalah penumpang yang sudah memiliki boarding pass menuju gate masing masing.
Agus mengaku sempat beberapa kali ikut dalam rapat pembahasan desain awal Skytrain Bandara Soekarno-Hatta. Menurut dia, desain awal yang dibuat pada 2008, Skytrain berada di dalam terminal. "Kereta bandara datang dan dibuat sentral check in di satu titik.” Penumpang pesawat lokal maupun internasional menuju terminal sudah membawa boarding pass. Bahkan kereta dari Manggarai dan Duku Atas bisa langsung check in di stasiun dan penumpang pesawat sudah tidak perlu bawa barang.
Skytrain yang ada saat ini, kata Agus, tidak memiliki sentral check in. "Saya kecewa kok tidak sama. Tidak ada kemajuan di terminal yang baru, hanya menggantikan bus saja."
Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan desain Automated People Mover System (APMS) yang diaplikasikan terkait dengan kondisi bandara yang sudah mapan. "Kalau dibangun bareng dengan bandara baru mungkin ada pilihan lain."
Skytrain Bandara Soekarno-Hatta sedang dalam tahap diuji coba selama 1 bulan ke depan. Uji coba ini dilakukan pada Track A yakni dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya. Setelah masa uji coba selesai pada pertengahan September Skytrain akan dioperasikan untuk melayani perpindahan penumpang di kedua terminal.
Pada tahap I pengoperasian Skytrain memang hanya melayani Track A sepanjang 1.700 meter. Tahap selanjutnya akan menghubungkan Terminal 1, 2, 3, dan integrated building yang juga terkoneksi dengan stasiun kereta bandara, dengan total panjang lintasan dual track 3.050 meter.
Meski mengkritik, Agus mengapresiasi upaya Angkasa Pura II yang melengkapi Bandara Soekarno-Hatta dengan fasilitas kereta canggih berbasis APMS itu.
Puncak Arus Balik Nataru, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Pesawat 935 Ribu Orang
1 Januari 2024
Puncak Arus Balik Nataru, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Pesawat 935 Ribu Orang
PT Angkasa Pura II memperkirakan puncak arus bali libur Natal dan Tahun baru (Nataru) di 20 Bandara yang dikelola perusahaan pelat merah itu akan terjadi besok, Selasa 2 Januari 2024.
Bandara Kertajati Ditargetkan Layani 32 Penerbangan Per Hari, Strateginya?
16 Oktober 2023
Bandara Kertajati Ditargetkan Layani 32 Penerbangan Per Hari, Strateginya?
Muhammad Awaluddin menargetkan pergerakan pesawat di Bandara Kertajati akan lebih tinggi dari Bandara Husein Sastranegara pada tahap awal perpindahan penerbangan.