Mengurai Macet di Tol Cikampek Lewat Sistem Ganjil Genap
Editor
Juli Hantoro
Senin, 21 Agustus 2017 05:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan yang menggila pada pagi hari di ruas jalan tol Cikampek antara Bekasi Barat hingga Cawang membuat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek mengusulkan adanya pembatasan kendaraan di ruas tersebut. Sistem yang diwacanakan untuk dipilih adalah ganjil genap.
Sistem ganjil genap akan menyaring kendaraan yang masuk melalui pintu tol Bekasi Barat menuju Cawang. Sistem ini jika terlaksana akan diterapkan hanya pada pagi hari yaitu mulai pukul 06.00-09.00. Sistem ini diterapkan berdasarkan kalender, jika tanggal ganjil maka kendaraan yang melintas hanyalah yang berplat nomor ganjil dan sebaliknya.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mengatakan rencana penerapan ganjil genap di Tol Cikampek bukan semata untuk mengatasi kemacetan di ruas tol akibat pembangunan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) serta Tol Elevated di koridor tol Jakarta-Cikampek, melainkan juga untuk "memaksa" pengendara kendaraan pribadi supaya beralih ke transportasi umum.
Baca: Ganjil-Genap Bekasi-Cawang BPTJ: Perlu Tempat Parkir di Bekasi
"Tujuan makronya itu. Sekarang kan lagi macet-macetnya jadi psikologis orang capek dan jadi nge-push mereka untuk pindah ke angkutan umum," ujar Bambang. Menurut dia, kapasitas kendaraan yang masuk tol Cikampek-Jakarta sudah berlebih. Lalu lintas harian rata-rata ruas tol Jakarta Cikampek mencapai 82 ribu kendaraan per hari. Sedangkan, kata dia, kapasitas optimalnya hanya 64 ribu kendaraan per hari.
<!--more-->
BPTJ bahkan sudah menyiapkan transportasi massal yang akan melewati jalur tol dari Bekasi menuju Jakarta yaitu bus Transjabodetabek dengan sistem HOV (High Occupancy Vehicle) Line. Bus dengan sistem ini melintas di jalan tol dengan didampingi pengawal sehingga bus mendapat prioritas di jalan tol. Kelak, bus Transjabodetabek akan mempunyai lajur khusus di jalan tol.
Namun rencana BPTJ menerapkan sistem ganjil genap di jalan Tol Cikampek menuai kritik. Beberapa pengguna jalan tol menilai kebijakan ini salah sasaran."Saya keberatan dengan rencana itu karena penyebab kemacetan bukan pada kendaraan pribadi, tapi banyaknya truk dan adanya penyempitan jalan karena sejumlah pembangunan di ruas tol," kata Sururi, 41 tahun, warga Pondok Mitra Lestari, Jatiasih, Kota Bekasi, Selasa, 15 Agustus 2017.
Adapun Dinas Perhubungan Kota Bekasi menilai jika jadi diterapkan maka yang paling terimbas adalah jalan Kalimalang Raya Kota Bekasi. Jalan yang tiap hari tak lepas dari kemacetan diperkirakan akan bertambah macet jika sistem ini diberlakukan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, yang paling terkena imbasnya, ialah ruas jalan arteri yaitu sepanjang Kalimalang. Jalur tersebut merupakan satu-satunya jalan menuju ke Jakarta yang biasa digunakan masyarakat baik pengguna sepeda motor maupun mobil. "Jalur alternatif tidak ada yang lain," kata dia.
Baca juga: YLKI: Sistem Ganjil Genap di Tol Cikampek Ngawur
Sementara di ruas jalan tersebut kini terjadi penyempitan karena adanya sejumlah proyek, seperti pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dimana harus ada pengalihan arus sepanjang 600 meter di Bekasi Barat. "Belum lagi ada penyempitan karena pengerjaan turap Kalimalang," kata dia.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan akan menggelar diskusi sebelum benar-benar menerapkan aturan ganjil genap di jalan Tol Cikampek. "Kami tengah berupaya memilih cara yang paling tepat dan memberi hasil yang optimal, meski harus memacu perubahan kebiasaan orang dalam bertransportasi," kata Bambang pada Minggu, 20 Agustus 2017.
Bambang mengatakan kebijakan ganjil genap akan diterapkan sementara waktu. Aturan akan dicabut bila kemacetan terurai. Apalagi jika nantinya pembangunan infrastruktur rampung. Masyarakat lebih memiliki banyak alternatif menggunakan transportasi.
ADI WARSONO|AVIT HIDAYAT|JH