Bayi Meninggal di Rumah Sakit, Gubernur Djarot Ingatkan Kode Etik  

Reporter

Minggu, 10 September 2017 12:20 WIB

Ilustrasi bayi dalam inkubator. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengingatkan dokter dan rumah sakit agar berpedoman pada kode etik. Menurut dia, keselamatan pasien harusnya jadi prioritas.

"Rumah sakit itu wajib memberikan pertolongan secara maksimal kepada siapa pun juga. Itu skala prioritas, itu kode etik dokter dan rumah sakit," ucap Djarot kepada wartawan di Jakarta pada Minggu, 10 September 2017.

Pernyataan Djarot disampaikan untuk menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan meninggalnya Tiara Debora, bayi berusia 4 bulan, di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kalideres, Jakarta Barat.

Djarot berjanji akan menemui Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk membahas kasus tersebut. “Kita lihat dulu bener gak dia (Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kalideres,) tidak memberikan perawatan semestinya," katanya.

Tiara Debora meninggal pada Minggu, 3 September 2017, karena terlambat mendapat pertolongan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kalideres. Pada sekitar pukul 03.30 WIB, Rudianto Simanjorang dan Henny Silalahi membawa anaknya ke rumah sakit tersebut karena mengalami sesak napas.

Orang tua Debora menjelaskan, rumah sakit menolak merawat Debora di fasilitas pediatric intensive care unit (PICU) karena tidak mampu memenuhi biaya administrasi Rp 19 juta. Saat itu, mereka baru memiliki dana Rp 5 juta untuk fasilitas pelayanan PICU.

Pihak rumah sakit beralasan tidak menerima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Mereka membuat surat rujukan bagi rumah sakit lain yang menerima pasien BPJS.

Sejumlah rumah sakit ditelepon, namun tak ada satu pun yang fasilitas PICU-nya kosong. Henny mengunggah status di Facebook dan menghubungi teman-temannya untuk minta dicarikan rumah sakit.

Pada pukul 09.00 WIB, orang tua Debora mendapat kabar bahwa RS Koja yang memiliki PICU, bersedia menampung anaknya.

Namun, ketika dokter dari RS Mitra Keluarga, Kalideres, menghubungi RS Koja, kondisi Debora makin memburuk. Tak lama kemudian bayi berusia 4 bulan itu meninggal.

Mereka membawa pulang Debora dan menguburkan anak kelimanya itu untuk selamanya. Kisah Henny ini sempat viral di media sosial. Henny mengaku tak mengharapkan apa-apa, selain berharap tak ada Debora-Debora lain.

Dalam keterangan persnya, manajemen RS Mitra Keluarga, Kalideres, menyampaikan bahwa awalnya Debora diterima instalasi gawat darurat (IGD) sekitar pukul 03.40 WIB dalam keadaan tidak sadar dan tubuh tampak membiru.

"Pasien dengan riwayat lahir prematur memiliki riwayat penyakit jantung bawaan (PDA) dan keadaan gizi kurang baik," kata pihak manajemen. Mereka menyebut Henny menolak perawatan di ICU lantaran terkendala biaya.

Dokter pun menawarkan kepada Henny agar Debora dirujuk ke RS yang bekerja sama dengan BPJS. Menurut dia, Henny setuju dan mendapat surat rujukan. Dalam proses pencarian RS tersebut, baik keluarga pasien maupun pihak rumah sakit kesulitan mendapatkan tempat.

M. YUSUF MANURUNG


Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

31 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

37 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

54 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

15 Januari 2024

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

Tiga berita Top 3 Metro tentang laporan awal dana kampanye di DKI Jakarta hingga sejumlah kasus tagihan pelanggan PLN.

Baca Selengkapnya

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

14 Januari 2024

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.

Baca Selengkapnya

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo-Orba, Gerindra: Kalau Positif, Mungkin Saja

5 November 2023

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo-Orba, Gerindra: Kalau Positif, Mungkin Saja

Ihwal tudingan Prabowo-Gibran adalah pasangan Neo-Orba, Habiburokhman Gerindra mengatakan memiliki sikap politik untuk menolak kampanye negatif.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Berkicau di X, Singgung Kawan Lama Jadi Lawan Baru

4 November 2023

Puan Maharani Berkicau di X, Singgung Kawan Lama Jadi Lawan Baru

Puan Maharani menyinggung tentang kawan lama yang menjadi lawan baru. Gibran Rakabuming Raka?

Baca Selengkapnya

Respons Elite PDIP Terhadap Manuver Jokowi dan Gibran, Apa Kata Hasto Kristiyanto dan Masinton Pasaribu?

2 November 2023

Respons Elite PDIP Terhadap Manuver Jokowi dan Gibran, Apa Kata Hasto Kristiyanto dan Masinton Pasaribu?

Hasto Kristiyanto, Masinton Pasaribu, Adian Napitulu, Djarot Saiful Hidayat mengomentari manuver Jokowi dan Gibran. Ini kata mereka.

Baca Selengkapnya