Djarot Tak Akan Beri Rusunawa untuk Korban Kebakaran di Ancol

Reporter

Editor

Senin, 18 September 2017 10:35 WIB

Para petugas Dinas Pemadam Kebakaran masih berusaha memadamkan sisa-sisa api di Kampung Dao Atas RT 13 RW 05, Kelurahan Ancol, Jakarta Utara, 16 September 2017. Kebakaran melahap ratusan rumah warga pada Sabtu siang. TEMPO/M. NAFI

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak akan memberikan fasilitas rumah susun atau rusun kepada korban kebakaran di Ancol. Djarot menilai penanganan kebakaran yang terjadi di Jalan R.E. Martadinata, belakang Hotel Alexis, Jakarta Utara, Sabtu, 16 September 2017, ada pada PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Menurut Djarot, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berkali-kali mengingatkan PT KAI untuk menertibkan bangunan di bantaran rel agar aman. "Maka kami bisa meminimalkan kebakaran. Kan, rumah-rumahnya sebagian besar ilegal, rumah bedeng-bedeng. Tentu saja, kalau seperti ini, kami tak bisa memfasilitasi untuk di rusun," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Senin, 18 September 2017.

Djarot menuturkan Pemprov DKI Jakarta hanya bisa menangani masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Bangunan liar di bantaran sungai menjadi tanggung jawab Pemprov DKI dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).

Baca: Cerita Pemenang Undian Rusunawa Rela Pindah meski Jaraknya Jauh

Bagi warga Jakarta yang rumahnya terdampak penertiban sungai, Pemprov DKI akan menyediakan rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Namun, kata Djarot, untuk mendapatkan rusunawa juga ada syarat yang dipenuhi, yaitu terdaftar sebagai warga Jakarta.

"Kalau warga DKI Jakarta, ada harapan kami masukkan sebagai penghuni rusun. Tapi, kalau warga di luar DKI, tentunya kami tak bisa fasilitasi karena banyak warga DKI yang sudah antre ingin dapat rumah susun," ujar Djarot.

Tahun ini, Pemprov DKI diperkirakan bisa menyelesaikan 8.900 unit rusunawa. Kemungkinan pada Januari-Februari 2017, rusunawa itu sudah dapat digunakan. Djarot pun meminta masyarakat tidak membangun rumah bedeng kembali.

Baca: Penghuni Rusunawa Keberatan Tunggakan Dipampang di Pintu

"Sebagian besar bedeng-bedeng itu rawan kebakaran karena tidak memenuhi standar bangunan. IMB-nya enggak ada. Sambungan listrik juga tidak memadai, Itu memang ilegal. Cuma bagaimana PT KAI bisa menertibkan itu," ucap Djarot.

Sabtu lalu, api melahap puluhan rumah di pinggiran rel di Kampung Dao Atas, RT 13 RW 5, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan. Suku Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Utara setidaknya menurunkan 21 unit mobil pemadam kebakaran. Kebakaran itu diduga karena hubungan arus pendek (korsleting) listrik pada sebuah toko kelontong.

LARISSA HUDA




Berita terkait

Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

11 hari lalu

Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres pembangunan rumah susun (Rusun) ASN di di IKN rata-rata capai 40 persen.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

11 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

26 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka

28 hari lalu

Polisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka

Jakpro melaporkan Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Furqon dengan tuduhan pencurian, perusakan, dan penempatan rumah susun tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

39 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

45 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

6 Maret 2024

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah

27 Februari 2024

Terkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah

IDEAS menilai terdapat tendensi dari banyak pejabat pemerintah untuk menganggap wajar tingginya harga beras saat ini dengan alasan faktor El Nino.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Alasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa

28 Januari 2024

Alasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa

Warga eks Kampung Bayam kelompok Furkon menyatakan sudah buat kesepakatan tarif sewa di HPPO JIS Rp 600 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya